Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Difabel, Amin Tetap Semangat Berjualan Kerupuk Keliling demi Hidup

Kompas.com - 08/12/2020, 05:52 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Amin, seorang remaja penyandang disabilitas asal Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondok Salam, Purwakarta, Jawa Barat, berjuang untuk hidup dengan berjualan kerupuk.

Remaja ini kurang mendapat perhatian orangtuanya karena masalah kekurangan dalam fisik.

Kendati demikian, Amin tetap semangat hidup dan mencari nafkah dengan cara halal, yakni berjualan kerupuk.

Perjuangan Amin ini menginspirasi banyak orang, termasuk anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

Dedi mengatakan, kebetulan ia bertemu dengan Amin saat remaja itu menjajakan kerupuknya melewati rumah Dedi di Pesawahan.

Baca juga: Kisah Ayah Inspiratif, dari Buruh Tani hingga Antar Anak Tiap Hari

Dedi pun berbincang dengan Amin di sela pemuda itu beristirahat. Amin mengaku ia berjualan kerupuk milik orang lain.

Dari bosnya, kerupuk bumbu dijual Rp 4.500, sedangkan tanpa bumbu Rp 4.000.

Sementara Amin menjualnya hanya Rp 5.000 kalau dalam keadaan sepi. Artinya, untung yang ia dapat dari satu bungkus kerupuk hanya antara Rp 500 hingga Rp 1.000.

"Tapi kalau ramai, kadang ia menjualnya Rp 15.000 per dua bungkus. Ada pula orang yang membeli Rp 10.000 per bungkus. Mungkin karena kasihan," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Senin (7/12/2020).

Dedi merasa kagum dan takjub dengan perjuangan Amin. Meski mengalami keterbatasan fisik, namun ia tetap semangat menggapai masa depan cerah dengan berjualan kerupuk.

Menurut Dedi, remaja itu termasuk pria jujur dan cerdas. Ia memiliki komunikasi yang baik dan kemampuan berhitung yang baik pula meski mengalami keterbatasan fisik.

Yang membuat Dedi makin takjub adalah dia rajin menabung. Amin menyisihkan uang dari untung yang didapatnya untuk ditabung. Dia punya cita-cita ingin menjadi pengusaha.

Saat bertemu Dedi, Amin membawa 64 bungkus kerupuk. Ia mengaku awalnya membawa 65 bungkus, namun 1 bungkus sudah laku.

"Akhirnya saya bayar semuanya dan seperti biasa saya titipkan uang lebih buat modal usaha. Saya mengajak ke rumah tapi menolak. Dia ingin setor dulu," kata Dedi.

Diduga kurang perhatian orangtuanya

Dedi mengatakan, setelah barang dagangannya diborong, Amin mengajaknya pergi menuju rumah pemilik dagangan kerupuk yang sekaligus tempat tinggal Amin. Di sana, Dedi diperkenalkan kepada pemilik dagangan kerupuk itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com