Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Pneumonia Tinggi, Balita di Jabar Segera Disuntik Vaksin Gratis

Kompas.com - 07/12/2020, 11:06 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Untuk tahap awal, sasaran program imunisasi PCV akan fokus pada bayi berusia 2 sampai 23 bulan atau di bawah 2 tahun (batuta).

Persiapan program vaksin PCV sudah dilakukan dengan sosialisasi kepada lebih dari 5.000 tenaga vaksinator di 1.084 puskesmas se-Jawa Barat.

Masing-masing puskesmas sudah mengajukan micro-planning pelaksanaan imunisasi PCV yang kemudian disampaikan secara berjenjang sampai ke Kemenkes untuk mengantisipasi dan tata kelola logistik serta program pendukung lainnya.

Terkait pemahaman masyarakat terhadap pneumonia, sosialisasi terus dilakukan secara berjenjang dari Kemenkes sampai petugas dan kader di lapangan. Selain itu, memaksimalkan semua kanal media dan influencer terpilih.

Berli menilai, sebagian masyarakat sudah cukup memahami tapi sebagian lagi masih memahami sebatas pneumonia itu hanyalah penyakit sesak nafas.

"Masyarakat sering menyalahartikan dengan tuberkulosa bahkan asma. Padahal kan berbeda penanganannya dan pencegahannya. Makanya kami harus terus edukasi," katanya.

Terkait efek samping pemberian vaksin PCV, kata dia, hampir sama dengan imunisasi rutin lainnya. Gejalanya biasa ada sedikit demam sebagai efek reaksi vaksin di tubuh penerima.

"Biasanya cukup dikasih penurun demam sudah sembuh," kata Berli.

Terkait protokol Covid-19 dalam pemberian vaksin nanti, Berli meminta masyarakat tak perlu khawatir karena dipastikan menggunakan protokol kesehatan.

"Pelaksanaan imunisasinya aman nggak pakai kerumunan. Kan sejak pandemi, pelaksanaan program rutin fasyankes Jabar termasuk Puskesmas sudah dengan protokol kesehatan yang ketat. Semua disesuaikan dengan sasaran dan tujuan pelaksanaan program, termasuk imunisasi," paparnya.

Gencar sosialisasi

Dokter spesialis anak di Kota Depok, dr Farabi El Fouz meminta pemerintah menggencarkan sosialisasi vaksin pneumonia karena sampai saat ini sosialisasi baru diketahui lebih banyak oleh kalangan tenaga kesehatan, belum meluas pada masyarakat terutama orang tua yang memiliki balita.

“Banyak orangtua belum paham urgensi dari vaksin PCV, apalagi sekarang tertutup lagi dengan gencarnya pemberitaan akan adanya vaksin Covid-19," ucap dia.

Baca juga: Menkes Terawan: Pneumonia Penyebab 10 Persen Kematian Balita

Seharusnya, orangtua diberi pemahaman lebih banyak untuk mengetahui apa kebaikan dari vaksin PCV agar tidak terjadi penolakan.

"Misalnya, jangan divaksin lah malah takut Covid,” papar Farabi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com