Salin Artikel

Angka Pneumonia Tinggi, Balita di Jabar Segera Disuntik Vaksin Gratis

Keempat provinsi itu yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Bangka Belitung dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit pneumonia pada balita," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Berli Hamdani saat dihubungi Senin (7/12/2020).

Berli mengungkapkan, program imunisasi PCV penting dilaksanakan, karena angka kasusnya di Jabar terbilang tinggi, mencapai lebih dari 140.000 kasus hingga saat ini.

Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas.

Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah yang bisa menyebabkan kematian.

"Jabar insya Allah siap. Kami optimistis program vaksinasi ini bakal bisa menekan jumlah penderita di Jawa Barat," katanya.

Berli mengungkapkan, kasus pneumonia di Jabar paling banyak menyerang balita berusia kurang dari 5 tahun.

Jumlah kasusnya, mencapai 114.753 kasus. Sementara kasus pada pasien usia lebih dari 5 tahun, tercatat ada 28.730 kasus.

Pneumonia menjadi salah satu penyakit yang harus dihindarkan terjadi di tengah pandemi Covid-19 karena meningkatkan risiko kesehatan masyarakat.

Sejauh ini, Dinkes Jabar sudah melakukan berbagai langkah menekan angka kasus, di antaranya dengan deteksi dini kasus pneumonia di Puskesmas dan kini dengan vaksin PCV secara gratis dari pemerintah.

"Vaksin pneumonia selama ini hanya bisa diakses warga secara terbatas karena mahal rata-rata mencapai Rp 750.000 sekali dosis," ucap dia.

Balita biasanya diberikan dua kali vaksin PCV hingga usia 5 tahun.

Selain mahal, vaksin pneumonia belum dianggap kebutuhan vaksin dasar yang menjadi prioritas program imunisasi nasional seperti Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan campak.

"Ini gratis disediakan sehingga bisa lebih efektif memberikan perlindungan sampai 100 persen dari kemungkinan balita terinfeksi pneumonia," kata Berli.

Untuk tahap awal, sasaran program imunisasi PCV akan fokus pada bayi berusia 2 sampai 23 bulan atau di bawah 2 tahun (batuta).

Persiapan program vaksin PCV sudah dilakukan dengan sosialisasi kepada lebih dari 5.000 tenaga vaksinator di 1.084 puskesmas se-Jawa Barat.

Masing-masing puskesmas sudah mengajukan micro-planning pelaksanaan imunisasi PCV yang kemudian disampaikan secara berjenjang sampai ke Kemenkes untuk mengantisipasi dan tata kelola logistik serta program pendukung lainnya.

Terkait pemahaman masyarakat terhadap pneumonia, sosialisasi terus dilakukan secara berjenjang dari Kemenkes sampai petugas dan kader di lapangan. Selain itu, memaksimalkan semua kanal media dan influencer terpilih.

Berli menilai, sebagian masyarakat sudah cukup memahami tapi sebagian lagi masih memahami sebatas pneumonia itu hanyalah penyakit sesak nafas.

"Masyarakat sering menyalahartikan dengan tuberkulosa bahkan asma. Padahal kan berbeda penanganannya dan pencegahannya. Makanya kami harus terus edukasi," katanya.

Terkait efek samping pemberian vaksin PCV, kata dia, hampir sama dengan imunisasi rutin lainnya. Gejalanya biasa ada sedikit demam sebagai efek reaksi vaksin di tubuh penerima.

"Biasanya cukup dikasih penurun demam sudah sembuh," kata Berli.

Terkait protokol Covid-19 dalam pemberian vaksin nanti, Berli meminta masyarakat tak perlu khawatir karena dipastikan menggunakan protokol kesehatan.

"Pelaksanaan imunisasinya aman nggak pakai kerumunan. Kan sejak pandemi, pelaksanaan program rutin fasyankes Jabar termasuk Puskesmas sudah dengan protokol kesehatan yang ketat. Semua disesuaikan dengan sasaran dan tujuan pelaksanaan program, termasuk imunisasi," paparnya.

Gencar sosialisasi

Dokter spesialis anak di Kota Depok, dr Farabi El Fouz meminta pemerintah menggencarkan sosialisasi vaksin pneumonia karena sampai saat ini sosialisasi baru diketahui lebih banyak oleh kalangan tenaga kesehatan, belum meluas pada masyarakat terutama orang tua yang memiliki balita.

“Banyak orangtua belum paham urgensi dari vaksin PCV, apalagi sekarang tertutup lagi dengan gencarnya pemberitaan akan adanya vaksin Covid-19," ucap dia.

Seharusnya, orangtua diberi pemahaman lebih banyak untuk mengetahui apa kebaikan dari vaksin PCV agar tidak terjadi penolakan.

"Misalnya, jangan divaksin lah malah takut Covid,” papar Farabi.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/07/11062241/angka-pneumonia-tinggi-balita-di-jabar-segera-disuntik-vaksin-gratis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke