Fredi akhirnya memfokuskan diri bekerja sebagai tukang jahit busana kucing dibantu oleh istri dan saudaranya.
Mereka memasarkan produk busana kucing itu di toko online dan di medsos Instagram, Tik Tok dan Twitter.
Sejak saat itu, pemilik hewan piaraan terus meminta agar dibuatkan busana kucing.
Permintaan mereka cukup aneh, kata Fredi, yang paling banyak tentu pakaian menyerupai superhero Superman, Thor dan superhero samurai Jepang.
Tak hanya itu, karakter cosplay di masa pandemi juga ada seperti kasir Indomaret dan perawat dilengkapi dengan protokol kesehatan face shield.
"Karena (pandemi) mungkin orang kegiatannya lebih banyak di rumah mainin kucing liat hp, liat medsos. Jadi banyak yang DM saya, tanya beli di mana. Saat itu naik juga viewers medsos saya," ujarnya sambil menjahit pakaian kucing tersebut.
Setiap pakaian dihargai antara Rp 38.000 sampai Rp 84.600. Yang lebih mahal Rp 500.000.
Jika selama pandemi Covid-19 banyak orang mengalami kerugian, lain halnya dengan Fredi. Lulusan sarjana ekonomi ini bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 3 juta lebih tiap bulannya.
Fredi menambahkan bahwa sebelum memantapkan diri menjadi tukang jahit busana kucing, dirinya terlebih dahulu melakukan riset kecil-kecilan.
Ia mengaku sering diskusi dengan sesama pecinta kucing dan didukung lewat literatur.
"Sempat dibilangin, enak ya modalnya cuman pakai baju sisa, dijualnya segitu mahal. Saya bilang tapikan sekarang beli kain baru karena tingkat kebutuhan tinggi. Dulu memang iya dari bahan bekas," ungkapnya.