Salin Artikel

Ekonomi Tak Menentu, Guru Honorer di Bogor Pilih Bisnis Jahit Busana Kucing

Saat ini, Fredi begitu biasa dipanggil adalah seorang tukang jahit untuk busana kucing di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Tapi sebelumnya, ia berprofesi sebagai seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar (SD). Kondisi ekonomi yang tidak menentu memaksanya bekerja lebih keras agar bisa menghidupi anak dan istrinya.

Selama mengajar, ia banyak melakukan berbagai macam pekerjaan seperti bengkel motor, percetakan hingga permak pakaian di pinggir jalan.

Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada 2018 muncullah ide menjahit busana untuk kucing.

Fredi mencoba peruntungan dengan membuat pakaian edisi muslim pada saat ramadan. Siapa sangka, permintaan busana kucing itu meningkat tajam setelah diunggah di media sosial (medsos).

Responnya, kata Fredi, hasilnya kucing ini terlihat lucu ketika mengenakan pakaian. Bapak dua anak ini akhirnya memilih meninggalkan profesi sebagai guru honorer.

"Liat potensi, mesin jahit juga ada, akhirnya saya ambil dan fokus kerjaan jahit ini (busana kucing), profesi guru saya tinggalin," kata Fredi, saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Jumat (4/12/2020).

Mereka memasarkan produk busana kucing itu di toko online dan di medsos Instagram, Tik Tok dan Twitter.

Sejak saat itu, pemilik hewan piaraan terus meminta agar dibuatkan busana kucing.

Permintaan mereka cukup aneh, kata Fredi, yang paling banyak tentu pakaian menyerupai superhero Superman, Thor dan superhero samurai Jepang.

Tak hanya itu, karakter cosplay di masa pandemi juga ada seperti kasir Indomaret dan perawat dilengkapi dengan protokol kesehatan face shield.

"Karena (pandemi) mungkin orang kegiatannya lebih banyak di rumah mainin kucing liat hp, liat medsos. Jadi banyak yang DM saya, tanya beli di mana. Saat itu naik juga viewers medsos saya," ujarnya sambil menjahit pakaian kucing tersebut.

Setiap pakaian dihargai antara Rp 38.000 sampai Rp 84.600. Yang lebih mahal Rp 500.000.

Jika selama pandemi Covid-19 banyak orang mengalami kerugian, lain halnya dengan Fredi. Lulusan sarjana ekonomi ini bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 3 juta lebih tiap bulannya.

Fredi menambahkan bahwa sebelum memantapkan diri menjadi tukang jahit busana kucing, dirinya terlebih dahulu melakukan riset kecil-kecilan.

Ia mengaku sering diskusi dengan sesama pecinta kucing dan didukung lewat literatur.

"Sempat dibilangin, enak ya modalnya cuman pakai baju sisa, dijualnya segitu mahal. Saya bilang tapikan sekarang beli kain baru karena tingkat kebutuhan tinggi. Dulu memang iya dari bahan bekas," ungkapnya.

Pasalnya, selama bermain di medos dirinya banyak mendapat kecaman dari kelompok penyayang kucing.

Mereka menganggap bahwa busana kucing kontras sebagai bentuk kekejaman terhadap binatang.

Sebab, kata mereka, mungkin saja pakaian itu bisa membawa penyakit sehingga membuat kucing stres.

Tak hanya itu, kucing pun dirasa tidak perlu mengenakan pakaian karena kucing sudah memiliki pakaian yaitu bulu. Ini jelas telah menyalahi kodrat kucing.

"Pas saya posting di medsos juga banyak mencibir, baju itu kurang bagus, jadi jangan memanusiakan hewan, hewan ya hewan, hewan sendiri sebenernya nggak harus pakai baju. Kucing itu udah punya baju yang paling bagus dikasih ama Tuhan. Ya bulunya kata mereka. Nggak saya sangkal itu karena memang benar," ujarnya. 

"Saya tekankan lagi bahwa yang saya produksi ini sekedar aksesoris, yang mau silahkan, nggak mau ya mohon maaf, ya sebetulnya kalau ke situ prinsip saya, seenggaknya dari sini keluarga saya bisa cari rejeki dari baju kucing ini, anak-anak saya nanti diajarin," imbuh dia.

Karenanya, Fredi selalu mengimbau kepada para pelanggannya agar tidak memaksakan kehendaknya untuk membeli busana tersebut dan menguploadnya menjadi konten medsos.

"Saya juga khawatir sih kalau nanti digolongkan animal abuse, cuman selama ini saya juga nggak maksa orang untuk beli," jelas Fredi sambil melayani pengunjung yang ingin melihat busana kucing tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/06/08300071/ekonomi-tak-menentu-guru-honorer-di-bogor-pilih-bisnis-jahit-busana-kucing

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke