Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2020, 14:24 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Gadis 16 tahun yang bekerja di kebun kelapa sawit bercerita kejadian pemerkosaan yang dialaminya pada tahun 2017 lalu.

Di perkebunan, gadis tersebut bekerja sejak berumur 6 tahun. Ia bertugas mengangkut gerobak yang berisi kelapa sawit yang ia potong dari pohon.

Saat bekerja, tiba-tiba tangan majikannya membungkam mulutnya sehingga ia tak bisa berteriak. Majikannya yang sudah cukup umur itu kemudian meraih lengannya dan melemparkannya ke tanah di tengah hutan.

Baca juga: Cerita Rini Guru Honorer Olahraga yang Nyambi Kerja Pungut Sawit, Pernah Jadi Atlet Lari

Gadis itu mendeskripsikan jika majikannya memperkosanya di tengah pepohonan tinggi di perkebunan sawit di salah satu wilayah di Indonesia.

Ia menyebut sang bos meletakkan kapak di tenggorokannya dan mengancam,"Jangan katakan kepada orang lain."

"Dia mengancam akan membunuhku," katanya lembut dilansir dari VOA Indonesia.

"Dia mengancam akan membunuh seluruh keluargaku." Kemudian sang bos berdiri dan meludahinya.

Baca juga: Kisah Guru Honorer Rini, Rumah Terbakar dan Nyambi Mulung Sawit, Tetap Ikhlas Mengajar

Sang bos telah memperkosanya empat kali lagi hingga dia hamil dan melahirkan seorang bayi.

Keluarga mengajukan laporan ke polisi, tetapi pengaduan itu dibatalkan, dengan alasan kurangnya bukti.

"Aku ingin dia dihukum," kata gadis itu setelah diam lama.

"Saya ingin dia ditangkap dan dihukum karena dia tidak peduli dengan bayinya ... dia tidak bertanggung jawab."

Baca juga: Investigasi Media AS di Perkebunan Sawit Indonesia-Malaysia: Pemerkosaan dan Pelecehan Lain Marak Menimpa Pekerja Wanita

Sementara itu di perkebunan sawit lainnya, seorang perempuan bernama Ola mengeluhkan demam, batuk dan mimisan bertahun-tahun.

Ia mengalami gangguan kesehatan setelah bertahun-tahun menyemprot pestisida berbahaya tanpa alat pelindung.

Ola bekerja dengan gaji Rp 28.000 per hari tanpa mendapatkan fasilitas kesehatan sehingga dia tak mampu pergi ke dokter.

Cerita lain dialami Ita, seorang buruh di perkebunan sawit. Ia dua kali keguguran di dua kehamilan trimester ketiga.

Baca juga: Bayi yang Ditemukan Dalam Karung di Kebun Sawit Dibuang Ibunya, Hasil Hubungan Gelap

Seorang pekerja menurunkan buah kelapa sawit di perkebunan kelapa sawit di Gambut Jaya, Provinsi Jambi. Antara/Wahyu Putro A via REUTERS Seorang pekerja menurunkan buah kelapa sawit di perkebunan kelapa sawit di Gambut Jaya, Provinsi Jambi.
Keguguran terjadi karena ia secara teratur memanggul kelapa sawit yang berat di dua kehamilannya. Jika tidak melakukannya, ia takut dipecat dari pekerjaannya.

Sementara seorang perempuan lain sebut saja bernama Indra bekerja di salah satu perkebunan sawit di Malaysia.

Dia bercerita bosnya mulai melakukan pelecehan dengan mengatakan hal-hal seperti “Ayo tidur denganku. Aku akan memberimu seorang bayi."

Sang bos juga mengintai saat Indra di kebun, bahkan ketika dia pergi ke kamar mandi.

Baca juga: Pemerintah Diminta Investigasi Dugaan Pelanggaran Pembukaan Lahan Sawit di Papua

Di usai 27 tahun, Indra bercita-cita untuk pergi, tetapi ia mengaku sulit untuk membangun kehidupan baru tanpa pendidikan dan keterampilan lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com