Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Es Sebesar Biji Kelengkeng Terjadi di Lombok Timur

Kompas.com - 23/11/2020, 14:20 WIB
Karnia Septia,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Hujan deras disertai butiran es terjadi di Desa Tetebatu, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (22/11/2020).

Rio Wibawanto salah satu warga yang saat itu berada di Desa Tetebatu mengatakan, hujan es yang terjadi Minggu sore, berlangsung sekitar lima menit.

Sebelum hujan es terjadi, hujan dengan intensitas cukup lebat terjadi di wilayah Lombok Timur.

"Awalnya hujan lebat, enggak lama kemudian suara hujan itu berubah seperti ada benda berjatuhan di atas seng. Setelah saya lihat keluar ternyata hujan es," kata Rio melalui sambungan telepon, Senin (23/11/2020).

Baca juga: Hujan Es Landa Lombok, Puluhan Rumah di 3 Desa Rusak

Rio mengatakan, butiran es yang berjatuhan cukup banyak.

"Besarnya itu sebesar biji kelengkeng, lebih besar dari pada biji jagung. Kita bisa ambilah saat itu. Tapi enggak lama sekitar lima menit lah kita bisa lihat," kata Rio.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membenarkan fenomena hujan es terjadi di wilayah Lombok Timur sekitar pukul 15.20 Wita.

BMKG menuturkan, dari hasil pantauan citra radar dan satelit BMKG terpantau bahwa awan kumulonimbus terpantau di sekitar wilayah Lombok Timur.

Suhu puncak awan kumulonimbus saat itu terpantau sangat dingin yakni mencapai -80 derajat celcius.

 

Awan kumulonimbus ini dapat terbentuk akibat adanya pemanasan yang kuat di permukaaan serta udara yang labil di wilayah tersebut.

Pertumbuhan puncak awan ini dapat lebih dari 6 km, kandungan dari awan ini dengan suhu puncak awan yang sangat dingin ini (-80) dapat menghasilkan butiran es.

Butiran es dapat jatuh ke permukaan juga di dukung oleh kondisi dari suhu di permukaan di wilayah tersebut.

"Ketika suhu di permukaan atau daratan cukup dingin maka butiran es dari puncak awan Cb (kumulonimbus) tersebut dapat jatuh masih berupa partikel es, sehingga hujan yang di hasilkan berupa butiran es," kata Prakirawan BMKG Stamet Zam, Levi Ratnasari, seperti dikutip dalam rilis tertulis, Minggu.

Baca juga: Diklaim Pernah Terjadi 20 Tahun Lalu, Hujan Es Sebesar Kelereng Melanda Kacamatan di NTT Ini


Umumnya hujan es terjadi dalam waktu singkat namun diikuti oleh terjadinya hujan lebat yang disertai petir bahkan angin kencang.

BMKG mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan mengenali cuaca di sekelilingnya.

"Jika teramati awan Cb yakni awan berwarna hitam seperti bunga kol dan berlapis, sebaiknya mengurangi aktivitas di luar rumah karena potensi cuaca ekstrem dapat terjadi di mana saja dan kapan saja," kata Levi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com