Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Oni Hadijah, Pegawai Honor yang Telantar karena Diusir dari Rumah Dinas

Kompas.com - 22/11/2020, 13:30 WIB
Syarifudin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Setelah angkat kaki dari rumah dinas tersebut, kini Oni Hajidah bersama anak gadisnya berusia 20 tahun hidup terlunta-lunta. Ia pun sempat kebingungan untuk mencari tempat tinggal.

Akhirnya Oni ditawari tinggal di rumah besannya.

"Alhamdulillah, mereka mau menampung sambil mencari tempat baru," tuturnya

Awal penderitaan

Dengan menahan tangis, Bu Oni bicara dengan terbata-bata, menceritakan pengalaman hidup yang dijalaninya.

Sebelum pisah dari suaminya, kehidupan Oni Hadijah masih serba tercukupi. Ia hidup bahagia bersama sang suami dan ketiga anaknya di Lingkungan Gilipanda, Kelurahan Sarae.

Namun, semenjak ia bercerai dengan suaminya tahun 2004 silam, semuanya berubah.

Ia harus berjuang untuk hidup, menyekolahkan dan memberi makan anak-anaknya lantaran suami yang sebelumnya menjadi tulang punggung keluarga memilih berpisah dan menikahi perempuan lain.

Beberapa tahun setelah berpisah dari suaminya itu, Oni bekerja sebagai petugas cleaning service sekaligus ikut menjaga kantor Camat Rasanae Barat sejak tahun 2008 lalu.

Dengan gaji seadanya, ia berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup meskipun penghasilannya menjadi pegawai honorer K2 masih belum cukup.

"Tiap bulan saya digaji Rp 725.000. Kalau dibilang cukup, ya dicukup-cukupin saja. Cuman masalahnya, gaji ini dibayar tidak tepat waktu, mas. Biasanya dibayar dua sampai empat bulan sekali. Sementara kebutuhan sehari-hari seperti beras dan sayur harus dibeli, belum lagi untuk anak," ucapnya

Meski demikian, di tengah himpitan ekonomi yang dialaminya, perempuan ini tetap berjuang bertahan hidup dan menafkahi anak bungsunya.

Baca juga: 30 Jenazah Telantar di RSUP Sanglah Denpasar Dikremasi

Untuk bertahan hidup di tengah wabah virus corona, ia pun bahkan rela menjadi seorang pengemudi ojek di sela waktu bekerja.

"Ya, mau gimana lagi, saya banting tulang untuk mencari uang. Kadang-kadang jadi ojek atau anterain pesanan orang buat kebutuhan sehari-hari," kata dia

Namun cobaan bagi ibu berusia 39 tahun itu tak henti sampai di situ. Kali ini ia harus mengalami perlakuan kurang menyenangkan dari atasannya.

Ia diusir dari rumah yang ditinggali tanpa sedikit rasa empati. Sejumlah perabot rumah tangganya pun dikeluarkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com