Sebagai pendamping belajar, Sutarti pun harus menyempatkan membaca buku anaknya.
Sebab jika anaknya tidak paham, dia harus bisa mengajari.
"Ya akhirnya ikut membaca, belajar karena kan mendampingi belajar. Ya mau tidak mau juga harus bisa, kalau ditanya jadi bisa menjawab," katanya.
Pada waktu mengirim tugas Wanda, Sutarti juga harus mendampingi.
"Ya kalau jamnya sekolah daring atau mengirim tugas saya mendampingi. Selesai itu saya kerja lagi, agar istilahnya dapur tetap ngebul," ungkap dia.
Baca juga: Anggota DPRD Jambi Dapat Ponsel Rp 13 Juta ketika 500 Siswa SMP Sulit Belajar Daring
Suaminya bekerja mengurus ternak milik orang lain.
Sedangkan penghasilan Sutarti tidak menentu. Dia hanya dibayar ketika pasir sudah terkumpul dan bisa naik dalam mobil pikap.
"Muat pasir kadang lima hari sekali kadang ya enam hari, sekali muat itu dapat Rp 130 ribu dibagi dua dengan ibu saya kan juga ikut menambang. Carinya (pasir) kan susah, Ya karena perempuan sebisa dan sekuatnya saja," ungkapnya.
Selain untuk kebutuhan sehari-hari, penghasilannya juga digunakan untuk membeli pulsa internet agar anaknya bisa terus belajar.
Baca juga: Langkah Bedakan Madu Asli dan Palsu Versi Peternak hingga Pakar Madu UI