YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Jelang pencoblosan Pilkada 2020, sebagian kader Partai Amanat Nasional (PAN) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memilih berbeda dengan dukungan dengan internal partai.
Pengurus DPD PAN Gunungkidul menilai keputusan dari sebagian kader partai hanya manuver politik biasa.
DPD PAN Gunungkidul sejak awal memberikan dukungan kepada calon nomor urut satu, Sutrisna Wibawa-Mahmud Ardi Widanto.
Namun sebagian kader yang dikomandoi oleh mantan Wakil Ketua Bidang HAM dan Advokasi DPD PAN Gunungkidul Bardan Budi Santoso, memilih mendukung calon kepala daerah nomor urut dua, Immawan Wahyudi-Martanty Soenar Dewi.
Bardan menyebut setelah beberapa bulan terjun ke bawah ternyata masyarakat justru banyak yang menginginkan Immawan masih tetap memimpin Gunungkidul agar lebih maju kembali, dengan beberapa alasan.
Diperkuat prestasi dari Immawan Wahyudi selama menjabat sebagai wakil bupati memberikan peran signifikan terhadap perkembangan di Gunungkidul.
"Arus bawah yang menginginkan Immawan masih memimpin Gunungkidul. Untuk itu kami mendeklarasikan diri. Ini ada kumpulan dari beberapa kapanewon. Mulai dari Girisubo, Patuk, Semin, Tepus, Panggang dan lainnya," kata Bardan dalam keterangan tertulisnya Minggu (15/11/2020).
Baca juga: Kisah Veteran di Gunungkidul Berjuang Hidupi Keluarga Lewat Anyaman Bambu
Bardan menyebut, Immawan merupakan kader PAN sejak lama, dan sempat ikut mendirikan DPD PAN DIY.
Sejak awal, sebenarnya Bardan mantap untuk mengikuti apa pun perintah partai kepadanya.