Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Tunanetra di Masa Pandemi, Saat Keterbatasan Terasa Berat

Kompas.com - 15/11/2020, 11:40 WIB
Teguh Pribadi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


Aditisa sendiri mengaku baru 2 tahun terakhir dapat raskin setelah 7 tahun lalu mengajukan diri.

"Kalau seperti saya ini, itu juga tidak cukup. Kami kewalahan biaya sehari-hari, apalagi keperluan anak-anak belajar. Karena pendapatan utama dari pijat hilang," ucap Ibu dari tiga anak ini.

Baca juga: Misteri Penemuan Jenazah Wanita Ojek Online, Diduga Kasus Pencurian

Wanita penyandang tunanetra ini tinggal bersama suami dan dua anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Suaminya, Sarman Sagala (55) juga bernasib sama dengan Aditisa.

Mata pencaharian satu-satunya keluarga mereka dari jasa pijat.

Untuk satu kali pijat, biasanya mereka dibayar dengan tarif Rp 60.000.

"Pasien yang kami tangani biasanya yang capek dan masuk angin. Kalau sembuh dari kami mereka datang lagi. Jadi kami butuh pelanggan seperti itu," kata dia.

Baca juga: Kisah Ibu Tunanetra Dampingi Anak Sekolah Daring Saat Pandemi: Ada Perasaan Waswas...

Kepengurusan Pertuni sebenarnya mulai diaktifkan kembali sejak 2 tahun lalu.

Namun, tak disangka kini mereka harus terseok-seok karena situasi pandemi Covid-19 melanda sejak awal 2020.

Menurut Aditisa, terdapat sekitar 30 orang penyandang tunanetra di wilayah Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.

Mayoritas di antara mereka membuka usaha panti pijat di rumah.

Itupun bagi mereka yang punya sertifikasi pelatihan pijat.

Selebihnya, ada yang mengamen di jalanan untuk menyambung hidup.

Menurut Aditisa, para penyandang tunanetra ada yang lajang hingga lanjut usia.

Saat ini, mereka belum siap membantu sesama anggota yang mengalami kesusahan dan kehilangan mata pencaharian.

"Kalau yang enggak punya sertifikat pelatihan pijat, biasanya mereka mengamen. Kalau status mereka lajang, ada yang tinggal sama orangtua. Kalau masih anak-anak, kami upayakan sekolah luar biasa supaya dapat pendidikan dan keterampilan," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com