Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pemuda Diduga Dikeroyok Anggota TNI, Berdalih Lakukan Pembinaan

Kompas.com - 12/11/2020, 16:50 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Nasib naas dialami seorang pemuda bernama Donatus Lamabelawa (22), warga Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nuabatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pasalnya, ia mengalami babak belur akibat diduga dianiaya sejumlah anggota TNI.

Kasus dugaan penganiayaan itu dipicu masalah perkelahian antara korban dengan salah seorang anggota TNI dalam acara syukuran pada Sabtu (7/11/2020) malam.

Meski masalah itu sebenarnya sudah diselesaikan usai perkelahian, namun anggota TNI itu diduga masih tidak terima.

Pada keesokan harinya atau Minggu (8/11/2020), korban dijemput paksa dan dibawa ke di Markas Koramil Lewoleba.

Di Lokasi tersebut korban diduga dianiaya dengan dalih melakukan pembinaan.

Baca juga: Gara-gara Berkelahi di Tempat Pesta, Seorang Pemuda Diduga Dianiaya di Markas Koramil

Kesaksian orangtua korban

Ayah korban, Marsel Lamabelewa mengatakan, kasus itu berawal saat anaknya mendatangi acara syukuran temannya yang lulus menjadi anggota TNI pada Sabtu.

Karena di acara itu menggelar pesta minuman keras, anaknya kemudian terlibat perkelahian dengan salah satu anggota TNI.

“Mereka semua ini teman, dari kecil main dan sekolah sama, lalu pesta dan berkelahi itu kan karena mabuk,” kata Marsel saat dihubungi, Selasa (10/11/2020).

Namun demikian, perkelahian itu dapat diselesaikan di lokasi kejadian.

Oleh karena itu, ia tak menyangka ternyata masalah itu justru masih berbuntut panjang dan berujung pada penganiayaan.

Baca juga: Pemuda yang Diduga Dianiaya di Markas Koramil Disebut Pukul Anggota TNI di Tempat Pesta

Dijemput paksa dan dianiaya

Pada keesokan harinya, atau Minggu malam anaknya kemudian dijemput paksa oleh sejumlah anggota TNI tanpa sepengetahuannya.

"Ternyata, keesokan harinya ia dijemput tanpa sepengetahuan kami orangtua," kata Marsel.

Dari informasi yang didapat, kata Marsel, anaknya itu dibawa ke Markas Koramil. Karena khawatir terjadi sesuatu, ia kemudian menyusulnya.

Setibanya di Koramil itu ia kaget, karena anaknya ternyata dianiaya dan dikeroyok sejumlah anggota TNI.

"Saya memohon sampai empat kali agar setop memukul, tetapi mereka tidak gubris. Tidak tahu lagi bagaimana nasibnya kalau saya tidak datang ke Markas Koramil itu," kata Marsel.

Baca juga: Sederet Fakta Oknum Polisi dan TNI Jadi Pemasok Senjata Api KKB di Papua

Berdalih lakukan pembinaan

Danramil 1624/03 Lewoleba Mayor Chb Ihsan saat dikonfirmasi mengatakan, upaya yang dilakukan anggotanya itu dinilai melakukan pembinaan.

Pasalnya, korban dianggap membuat kegaduhan dan mengganggu ketertiban.

Namun demikian, ia tetap mengaku minta maaf. Lantaran tindakan yang dilakukan anggotanya dianggap berlebihan. Empat anggotanya yang terlibat dalam kasus tersebut, lanjut dia, juga akan dilakukan pembinaan.

“Kepada pihak keluarga juga kami sudah meminta maaf baik secara pribadi maupun institusi atas kekeliruan ini. Anggota kami juga akan diberi pembinaan,” kata Ihsan kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (11/11/2020).

"Terhadap semua persoalan ini, kami sudah lakukan pendekatan kekeluargaan. Semoga dengan komunikasi baik ini, hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi ke depan. Semua bisa memahami kekhilafan masing-masing,” ungkap Ihsan.

Baca juga: Kisah Bocah 5 Tahun Asal Bandung Tersesat di Magetan, Melambai ke Kendaraan untuk Menumpang

Korban dilaporkan ke polisi

Belakangan, Ihsan melalui rilis yang disampaikan justru membantah adanya dugaan penganiayaan itu.

Ia kembali menegaskan upaya yang dilakukan anggotanya saat itu kepada korban adalah bagian dari pembinaan.

Pasalnya, korban terlebih dahulu melakukan penganiayaan kepada anggotanya saat menghadiri acara syukuran pada Sabtu malam.

Atas kejadian itu, pihaknya juga sudah melaporkan kasus penganiayaan yang dilakukan korban terhadap anggotanya itu kepada polisi.

“Kami juga sudah melakukan visum terhadap anggota yang dianiaya,” kata Ihsan.

Penulis : Kontributor Maumere, Nansianus Taris | Editor : Dheri Agriesta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com