Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Awang, Siswa SMA di Yogya Jualan Onde-onde Bantu Keluarga di Masa Pandemi

Kompas.com - 05/11/2020, 13:03 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

Di sekolah, onde-onde tersebut ditawarkan ke teman-temannya maupun guru saat jam istirahat.

"Sempat juga waktu kelas XI bawa onde-onde ke sekolah, jadi setiap istirahat mutar kelas. Sehari bawa 100 (onde-onde) dan pasti habis, Saya di sekolah malah dapat julukan bakul onde-onde," tuturnya sambil tertawa.

Awang mengaku tidak malu meski harus berjualan. Sebab makanan yang dijual enak dan berkualitas.

Selain itu, yang utama, apa yang dilakukanya guna membantu orangtuanya. Terutama untuk menambah penghasilan keluarganya.

"Saya berpikirnya ini untuk belajar dan cari pengalaman juga, karena saya ingin terjun ke dunia wirausaha," ungkapnya.

Pada tahun 2020, terjadi pandemi Covid-19. Pandemi tersebut memengaruhi dunia usaha, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Toko bakpia tempat ayahnya bekerja pun merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Hingga akhirnya ayahnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya. Di situasi serba sulit di masa pandemi ini, ayahnya fokus pada usaha onde-onde.

"Pandemi kok jualannya susah, lalu buka outlet di sini (Babarsari). Terus mengembangkan rasa, ada coklat, keju, kacang merah, durian sama kopi, agar menarik pembeli," bebernya.

Awang paham mengenai kondisi keluarganya di situasi pandemi. Terlebih lagi, dirinya anak pertama dari empat bersaudara. Sedangkan adik-adiknya masih kecil.

Remaja yang saat ini kelas XII IPS ini tidak bisa lagi berjualan di sekolah karena proses belajar mengajar dilakukan secara daring.

Ia kemudian turut membantu dengan menjaga outlet onde-onde yang ada di depan sebuah minimarket daerah Babarsari. Sedangkan ayahnya menjaga outlet di daerah Pakem, Sleman.

"Ya karena keadaan keluarga saya anggotanya ramai kan kebutuhannya juga butuh banyak. Kalau saya hanya santai-santai kan susah, ya harus bantu-bantu dan kebetulan saya ingin terjun ke wirausaha juga," ujarnya.

Setiap hari setelah selesai sekolah daring, Awang membuat adonan onde-onde. Kemudian ia berangkat untuk berjualan Onde-onde di outlet daerah Babarsari.

"Buka jam 4 sore sampai sehabisnya, kadang jam 6 habis, kadang jam 9. Kalau harganya 1 (onde-onde) itu Rp 3.500," tegasnya.

Menurutnya memang saat ini fokus utama adalah belajar sesuai dengan pesan kedua orang tuanya. Terlebih dirinya kelas XII. Namun sampai saat ini Awang mengaku tidak ada masalah membagi waktu antara sekolah dengan berjualan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com