Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Bisnis Fashion Indonesia Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 30/10/2020, 08:33 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Seiring cara daring berjalan, toko offline pun sedikit demi sedikit dapat dibuka hingga Cotton Ink mempunyai lima toko luring yang tersebar di sejumlah daerah Indonesia.

Terkait pandemi Covid-19, Cotton Ink pun merasakan pembeli yang datang lebih banyak dari penjualan online meski secara offline, toko tetap menghasilkan untung.

"Kebetulan udah buka toko kelima, udah miriplah (hasil penjualan) online dan offline. Tapi kalau sekarang jauh, karena customer lebih pilih belanja online, karena ada Covid-19," sambung Carline Darjanto.

Berbekal pengalaman berjualan online di masa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan Cotton Ink terus berinovasi.

Bagi keduanya, inovasi adalah hal penting saat menjalankan usaha. Selebihnya, lanjut Carline, adalah berani mengambil risiko bahkan untuk yang ingin memulai bisnis.

"Elu enggak akan tahu kalau belum mulai," timpal Ria.

Co-Owner brand fashion Lawless, Gofar Hilman, mengatakan, hal yang paling utama dalam menjalankan bisnis lewat dunia digital adalah membiasakan diri dan komitmen.

Gofar menjelaskan, brand fashion Lawless dimulai pada 2008 dan dia sendiri yang menjalankan usaha tersebut.

Dia mengaku tidak melupakan unsur penting lainnya dalam berbisnis, yakni memanfaatkan komunitas untuk membuat merek Lawless makin tersohor.

"Jadi paling beres di dunia industri yang sangat banyak pesaingnya itu adalah membangun fanbase. Ya, jangan itungan tahun, bulan, atau hari lah, itungan jam aja tren orang bisa berubah. Ketika tren berubah drastis, ada dua pilihan, kita ikutin tren atau ciptain pasar. Itu yang dilakukan Lawless dari awal. Jadi fanbase ini gunanya ketika tren berganti, si orang-orang ini tetap stay dan beli produk kita," katanya.

Gofar pun memandang apa yang hendak dilakukan seorang pengusaha, harus didasari kepentingan branding.

Cara seperti ini dilakoninya di dunia media sosial sehingga meraup pamor seperti sekarang.

Hal ini pun akhirnya berimbas pada dunia usahanya. Baginya, terutama di masa pandemi Covid-19, membiasakan diri dengan platform digital sangat diperlukan.

"Kita doyan main sosmed, bagi UMKM atau temen yang baru mulai usaha, biar enggak kerasa (canggung) bikin konten atau main sosmednya harus demen dulu, kalau sudah ya, biasa saja. Banyak hal yang bisa kita lakukan di sosmed. Sosmed itu kaya etalase dan bebas majangin apa buat ditonton orang," katanya.

Dia meyakini, media sosial dapat menjadi jalan meraup keuntungan berbisnis kala seseorang telah terbiasa dengan hal itu. Baginya juga, membiasakan diri jadi kunci sukses karena hal itu menunjukkan komitmen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com