Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badak Kayu Ujung Kulon yang Bertahan Diterpa Tsunami dan Pandemi

Kompas.com - 28/10/2020, 08:23 WIB
Acep Nazmudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Diterpa tsunami hingga pandemi

Badak kayu merupakan produk yang ramah lingkungan. Kayu yang digunakan, menurut Mardi, merupakan kayu bekas material yang tidak dipakai. Kayu-kayu tersebut mudah ditemukan di lingkungan sekitar kampung, tanpa menebang pohon baru.

Badak kayu yang dibuat kelompok pengrajin Ciwisata ini jadi cendera mata resmi Ujung Kulon.

Pada 2014 lalu, Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang menjadikan kampung ini sebagai destinasi kampung pengrajin.

Wisatawan yang datang ke Ujung Kulon biasanya diarahkan ke kampung ini untuk membeli cendera mata badak kayu. Mardi mengatakan, wisatawan yang berkunjung ke Ciwisata bukan hanya lokal namun juga dari luar negeri.

"Sudah banyak yang beli, pernah kita kirim juga badak kayu ini ke Belanda pesanan wisatawan sana," kata dia.

Badak kayu juga dipajang di galeri sebuah penginapan lokal untuk mengenalkan ke wisatawan. Galeri lainnya juga ada di Kantor Dinas Pariwisata Pandeglang.

Mardi mengatakan, omzet souvenir badak kayu yang dihasilkan oleh kelompok pengrajin Ciwisata ini per tahun pernah mencapai sekitar Rp 50 juta. Tapi itu dulu sebelum tsunami.

"Setelah tsunami sepi orderan, karena wisata lumpuh. Namun beberapa bulan kemudian kita mulai bangkit, tapi jatuh lagi karena pandemi," kata Mardi.

Saat pandemi, menurut Mardi, wisata benar-benar lumpuh karena TNUK sempat ditutup beberapa bulan.

Sejak awal 2020 hingga Oktober ini, menurut dia, omzetnya baru mencapai Rp 4 juta per bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com