Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Hidup Mandiri, Puluhan Mantan ODGJ Bercocok Tanam hingga Membatik

Kompas.com - 27/10/2020, 23:09 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Banyak orang bisa sembuh dari gangguan jiwa. Selanjutnya mereka mesti kembali ke kehidupan normal masyarakat.

Seperti Sumanto (47 tahun) dan Muryani (34) asal Kalurahan (desa) Kulur, Kapanewon (kecamatan) Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keduanya memanfaatkan hari-harinya untuk mengembangkan kemampuan setelah lama sembuh dari RSJ Ghrasia.

Sumanto buruh harian lepas. Muryani cuma seorang ibu rumah tangga. Mereka terikat jadwal mendatangi sepetak kebun seluas 300 meter persegi di belakang kantor Kalurahan Kulur pada pedukuhan Kebundalem.

Baca juga: Hidup dengan Ibu ODGJ, 4 Anak Gizi Buruk Tak Kenal Lauk, Hanya Makan Nasi dengan Sayur Rebus

Di sana, Sumanto dan Muryani datang untuk tugas yang hampir sama dengan Muryani. Masing-masing ada yang bertugas menanam bibit yang sudah tersedia, membersihkan gulma, atau mencangkul, atau cuma menyiram tanaman.

“Senang. (Harapannya hasil kebun nanti) nganggo masak karo di dol (untuk masak dan dijual),” kata Sumanto di rumahnya.

Sumanto tidak malu-malu menceritakan dirinya sudah sehat. Walau sehat, ia mengaku masih rutin mengonsumsi obat yang membuat dirinya lebih tenang.

Dengan demikian, ia bisa melakukan aktivitas normal seperti masyarakat kebanyakan.

Di antaranya pula, ia mengisi waktu hari-hari untuk memelihara kambing di belakang rumahnya di Pedukuhan Setro dan menanam sayur di pekarangan.

“(Dan) ada terong dan kacang benguk di depan rumah,” kata Sumanto dalam bahasa Jawa.

Sambil membuka kebun di rumah, ia juga ikut terlibat dalam pelatihan menanam sayur di kebun kalurahan. Dengan menanam itu, maka ia berharap suatu hari bisa ikut memanfaatkan untuk kehidupan keluarga.

Muryani juga menceritakan bagaimana ia bisa menjalani kehidupan normal selepas keluar dari Ghrasia. Kini, ia berharap bisa mengembangkan bakat minatnya lebih dari yang dimiliki.

Muryani juga ikut bertani di ladang percobaan kalurahan. Secara berkala, Muryani datang untuk menyiram tanaman dan ikut memeliharanya.

“Tapi kalau boleh memilih, saya ingin bisa (sampai) membatik (tidak hanya bertani),” kata Muryani.

 

Ladang percobaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com