Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2020, 11:36 WIB
Defriatno Neke,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MUNA, KOMPAS.com – Suara alat tenun tradisional terdengar ketika memasuki Desa Masalili di Kecamatan Kontunaga, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Terlihat beberapa wanita dengan lincahnya memasukan aneka warna benang ke balik kain yang setengah jadi.

Di samping wanita tersebut terlihat beraneka macam sarung tenun yang dibuat warga Desa masalili, yang kini dikenal sebagai Tenun Masalili, cendera mata khas Kabupaten Muna.

Baca juga: Cendera Mata Lapik Koto Dian, dari Kursi Depati hingga Pelaminan

“Ini sudah ada sejak zaman dulu. Orangtua saya lahir tenun sudah ada, dan saya belajar tenun dari orangtua,” kata wanita pengrajin Tenun Masalili Siti Erni kepada Kompas.com, Minggu (25/10/2020).

Menurut Erni, asal-usul kain tenun Masalili telah ada sejak zaman Kerajaan Muna yang dahulu kainnya masih dibuat dari kulit kayu dan pohon kapas yang dipintal menjadi benang.

Bahan pewarna benang juga menggunakan bahan yang alami dari tumbuhan.

“Hampir semua wanita di sini pekerjaannya menenun dan dulunya hanya sampingan saja. Namun sekarang menjadi mata pencaharian,” ujar Erni.

Baca juga: Temui Ridwan Kamil, Marc Marquez Dapat Cendera Mata Khas Jawa Barat

Pembuatan kain tenun tidak cukup dalam satu hari saja.

Terkadang, pembuatan kain bisa selesai sampai satu bulan, tergantung tingkat kesulitan dan motif kain.

Seorang model mengenakan salah satu kain tenun Masalili yang dibuat dengan alat tradisional saat fashion show busana muslimah tenun Masalili Khas Kabupaten Muna disalah satu hutan mangrove di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (21/5/2019). Fashion show busana muslimah tenun Masalili tersebut bertujuan untuk menjaga kearifan lokal serta mengenalkan kepada masyarakat luas, baik ditingkat nasional maupun internasional agar memberi dampak dan mamfaat untuk masyarakat. ANTARA FOTO/Jojon/19 Seorang model mengenakan salah satu kain tenun Masalili yang dibuat dengan alat tradisional saat fashion show busana muslimah tenun Masalili Khas Kabupaten Muna disalah satu hutan mangrove di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (21/5/2019). Fashion show busana muslimah tenun Masalili tersebut bertujuan untuk menjaga kearifan lokal serta mengenalkan kepada masyarakat luas, baik ditingkat nasional maupun internasional agar memberi dampak dan mamfaat untuk masyarakat.
Punya beragam motif

Kain tenun Masalili terus berkembang dan mempunyai aneka macam motif, mulai motif untuk bangsawan hingga masyarakat umum.

“Motifnya ada motif bhotu untuk bangsawan, motif samasili, motif dhalima, dan leja. Banyak motifnya sarung tenun Masalili,” ujar Erni.

Tenun asal Masalili identik dengan motif garis-garis dan warna terang seperti kuning, oranye, dan hijau.

Harga kain tenun ini sangat bervariasi, tergantung motif dan bahan yang digunakan untuk membuat sarung tenun.

“Harganya ada yang mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 2 juta. Yang harga Rp 2 juta ini dijadikan baju dengan kain tenun katun yang menggunakan bahan alami,” ucap Erni.

Baca juga: Rencong, dari Simbol Kewibawaan Menjadi Cendera Mata

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Herman Deru Apresiasi 49 Inovator Penyumbang Kemajuan Pembangunan di Sumsel

Herman Deru Apresiasi 49 Inovator Penyumbang Kemajuan Pembangunan di Sumsel

Regional
Masyarakat Respons Positif Program Penanganan Banjir Walkot Semarang

Masyarakat Respons Positif Program Penanganan Banjir Walkot Semarang

Regional
Perayaan HUT Ke-59 Provinsi Sulut, Begini Pesan Gubernur Olly

Perayaan HUT Ke-59 Provinsi Sulut, Begini Pesan Gubernur Olly

Regional
Harmoni Budaya dan Agama di Banyuwangi Jadi Inspirasi Indonesia

Harmoni Budaya dan Agama di Banyuwangi Jadi Inspirasi Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com