Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup dengan Ibu ODGJ, 4 Bocah Kurang Gizi dan Ditemukan Popok Berulat di Rumah

Kompas.com - 24/10/2020, 14:14 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Empat anak di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara alami gizi buruk. Mereka adalah R (7), S (5), I (3), dan Sup (1)

Selama ini mereka tinggal dengan sang ibu, Rosnaeni (26) yang mengalami gangguan psikologi atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) serta sang ayah, Herman (52).

Satu keluarga tersebut tinggal di tengah kebun sawit yang jauh dari pemukiman. Jarak rumah mereka sekitar tiga kilometer dari jalan raya sehingga jarang berinteraksi dengan orang.

Baca juga: Menko PMK: Masalah Stunting Tak Sekadar soal Gizi Buruk

Herman bekerja menombak buah kelapa sawit. Dia mendaparkan upah Rp 150.000 per ton. Padahal satu bulan, Herman hanya menombak buah kelapa sawit sebanyak dua kali.

Untungnya, pemilik kebun berbaik hati dengan menanggung kebutuhan beras untuk keluarga Herman.

Saat ini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mengurusi keluarga tersebut.

Baca juga: Sarlan, Bocah Penderita Gizi Buruk, Terima Donasi dari Pembaca Kompas.com

Istri ketujuh, depresi saat anak meninggal

Ilustrasi depresi pasca melahirkanShutterstock.com Ilustrasi depresi pasca melahirkan
Rosnaeni terpaut usia yang cukup jauh dengan suaminya, Herman. Mereka menikah saat sama-sama menjadi TKI ilegal di Sabah, Malaysia.

Mereka kemudian tinggal di Pulau Sebatik selama tujuh tahun terakhir. Keluarga tersebut tinggal berpindah-pindah dari satu kebun ke kebun lainnya.

Menurut Kepala Dinas DPPPAPPKB Nunukan Faridah Aryani, kepada petugas, Rosnaeni bercerita jika ia kerap mengalami siksaan fisik dan kekerasan dari suaminya.

Selain itu Rosnaeni bercerita jika ia adalah istri ketujuh Herman.

Baca juga: Siswi Bunuh Diri Diduga Depresi karena Tugas Sekolah Daring, KPAI Surati Kemendikbud

"Dari hasil obrolan psikolog, ibunya anak-anak ini istri ketujuh, kita juga belum tahu apakah Herman ini maniak atau bagaimana. Info yang kita dapat ini perkawinannya yang ketujuh, istrinya mengaku sering kena pukul, bisa jadi itu salah satu sebab dia depresi," tuturnya, Jumat (23/10/2020).

Selain tertekan karena kerap disiksa sang suami, Rosnaeni diduga pernah mengalami guncangan hebat saat anak ketiganya meninggal dunia saat usianya belum genap setahun.

Perempuan 26 tahun itu juga tak pernah beinteraksi dengan orang lain.

Baca juga: Bripka DA Tembak Pria yang Diduga Depresi hingga Tewas, Bermula Diserang Tiba-tiba

Petugas puskesmas juga menjelaskan jika Rosnaeni pernah mengalami masalah medis saat melahirkan. Disebukan jika darah putih Rosnaeni sempat naik.

"Selain itu, pernah ada masalah saat melahirkan. Dari penjelasan petugas puskesmas, ada riwayat medis kalau darah putihnya sempat naik. Jadi kalau darah putih naik ke kepala saat perempuan melahirkan itu bisa mengakibatkan buta atau meninggal dunia, kemungkinan itu juga masih kami dalami," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com