Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup dengan Ibu ODGJ, 4 Bocah Kurang Gizi dan Ditemukan Popok Berulat di Rumah

Kompas.com - 24/10/2020, 14:14 WIB
Rachmawati

Editor

Rumah tak terurus ditemukan popok berulat

Faridah mengatakan saat petugas berkunjung ke rumah keluarga Herman, kondisi rumah sangat berantakan dan tidak terurus.

Semua pakaian kotor dan bersih bertumpuk menjadi satu. Sementara perabot dan bekas makanan anak berhamburan tidak karuan. Bahkan petugas kesehatan juga menemukan popok anak yang sudah berulat.

Keberadaan keluarga tersebut diketahui setelah salah satu warga melapor ke kantornya.

"Awalnya ada laporan ke kami di DPPPA pada akhir 2019, ada keluarga yang tidak tahu cara mengurus anak, pampers si anak sampai berulat, sehingga kami fokus untuk itu," kata Farida.

Baca juga: Bupati Madiun Sebut Mitos Bayi Impetigo Jadi Alasan Banyak Warga Buang Popok ke Sungai

Empat anak yang ada di rumah tersebut tak mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Mereka tak mengenal warna, abjad, dan nama-nama benda.

Bahkan anak tertua mereka R yang berusia 7 tahun tak mengerti pensil dan bagaimana menggunakannya.

Empat bocah tersebut juga mengalami gizi buruk karena Rosnaeni selama ini tidak melakukan apa-apa selain masak nasi dan merebus sayuran.

Baca juga: Tiba-tiba Serang Polisi, Seorang Pria yang Diduga Depresi Tewas Ditembak

Saat diberi makan sayur asem dan ikan oleh petugas, empat bocah tersebut menyingkirkan jagung dan ikan karena tak pernah memakannya.

Mereka baru mau makan ikan setelah disuapi oleh petugas.

"Kami coba suapkan ikan supaya dia rasa, begitu terasa enak, baru dia makan. Begitu juga jagung, kita suapkan dulu dan akhirnya mereka makan, sampai segitunya, mereka tidak tahu ikan goreng," katanya.

Baca juga: Seorang Siswi SMP Diduga Diperkosa 10 Temannya, Korban Mengalami Depresi

Herman tak setuju istrinya dievakusi

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Farida bercerita petugas rencananya akan mengevakusi Rosnaeni ke Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Nunukan.

Namun rencana tersebut terhalang oleh Herman yang tidak setuju jika istrinya dievakuasi.

Menurut Farida awalnya Herman memperbolehkan istrinya dibawa ke Nunukan. Saat itu petuhas sosial sudah membersihkan dan memangkas rambut Rosnaeni serta menggantikan pakaian layak untuk perempuan 26 tahun itu.

Namun saat akan dibawa pergi, Herman tiba-tiba menolak. Dia diam dan ambruk.

Rencana evakuasi itu batal karena untuk membawa Roesnaeni harus atas persetujuan suaminya.

Baca juga: Siswi Bunuh Diri Diduga akibat Depresi PJJ, KPAI Sampaikan Duka Cita

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com