Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan "Rakyat Bantu Rakyat" di Yogyakarta, Siapkan Makanan untuk Buruh Gendong di Masa Pandemi

Kompas.com - 25/10/2020, 16:05 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

Co inisiator gerakan "Rakyat untuk Rakyat" M. Barkah Gamulya (41), buruh gendong perempuan dipilih karena buruh gendong merupakan salah satu kaum marjinal di Yogyakarta.

Lalu, dipilihnya perempuan lantaran perempuan masih sering mendapatkan kekerasan, hingga diskriminatif.

“Pertama buruh gendong dipilih karena memang ada koordinatornya, sehingga kami mudah untuk membagikan nasi kepada buruh gendong yang ada di 4 pasar yang tersebar di DIY. Dengan demikian tidak terjadi kerumunan saat pembagian jadi ada perwakilan yang mengambil lalu dibagi kepada anggotanya,” katanya saat ditemui di lokasi Warmindo Bakzoo, Jumat (23/10/2020).

“Perempuan dipilih juga karena perempuan-perempuan di sekitar kita sering mendapatkan kekerasan diskriminatif,” lanjut dia.

Ide gerakan rakyat bantu rakyat berawal dari 4 pemuda salah satunya adalah Barkah.

Mereka berempat sering ngopi dan berdiskusi di warung milik Barkah tersebut. Mereka resah lantaran pandemi Covid-19 tak kunjung usai.

“Covid semakin tinggi sedangkan ekonomi semakin turun ini juga dirasakan oleh para buruh gendong perempuan. Sedangkan mereka keadaan apapun misal resesi ekonomi mereka tetap bekerja,” katanya.

Baca juga: Tanpa Alas Kaki, Buruh Gendong Ini Ingin Bersalaman dengan Presiden Jokowi

Tahap pertama gerakan ini selama 5 hari dan rencananya akan berlangsung selama hingga tanggal 13 November 2020.

“Untuk donasi yang didapat dari 20 donatur saat ini Rp 10.500.000. Total buruh gendong perempuan di 4 pasar sebanyak 200-300 orang,” ungkapannya.

Ia berharap gerakan ini dapat menginspirasi, gerakan serupa lainnya tetapi dengan target berbeda misalkan tukang becak, pemulung, atau siapapun yang termasuk dalam kaum marjinal.

“Entah sampai kapan, semoga kalau donasi terus-terusan walaupun sampai 13 November mudah-mudahan bisa lanjut, karena ibu-ibi ingin lanjut,” katanya.

Ia menambahkan, gerakan ini sekaligus untuk menegur pemerintah daerah maupun pusat. Karena selama ini ia menilai belum ada program jangka pendek, menengah, panjang yang dirasakan oleh kaum marjinal.

Saat ditemui, Tukijah, salah satu buruh gendong di pasar Giwangan asal Bantul, sedang menikmati nasi yang sudah di bagikan. Kurang lebih pada jam 12.00 ia mendapatkan nasi bungkus tersebut.

Nasi dengan sayur pepaya muda dan tempe goreng ia nikmati setelah seharian bekerja sebagai buruh gendong.

Tukijah mulai bercerita saat-saat sulit menghadapi pandemi bagi buruh gendong. Merosotnya perekonomian ia rasakan langsung di mana pembeli turun drastis jika dibanding sebelum pandemi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com