Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Juru Masak yang Dirumahkan Saat Pandemi, Ikut Jadi Koki Relawan

Kompas.com - 24/10/2020, 08:11 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Dia pun bercerita awal mula terjun sebagai koki bagi relawan.

"Saat dirumahkan, iseng-iseng membuka media sosial dan menemukan poster yang isinya membutuhkan relawan untuk masak, membungkus nasi, hingga mengantarkan,” kata Yusuf di Warmindo Bakzoo di Jalan Veteran Yogyakarta, Jumat.

Tanpa pikir panjang, dia lalu menghubungi nomor yang tertera pada poster tersebut dan diterima untuk menjadi relawan pada Gerakan Rakyat Bantu Rakyat.

Selama bekerja sebagai tukang masak di restoran, ia merasa hanya menjadi sapi perah saja.

Tetapi saat memasak sebagai relawan, Yusuf mengaku bahwa dia merasakan kesenangan dan kepuasan.

“Sama-sama capek tapi kalau di sini saya senang bisa bertemu teman-teman relawan lain,” kata dia.

Bekerja serabutan

Menjadi seorang relawan tentu tidak menerima bayaran.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia rela bekerja serabutan seperti membuka pemesanan rice bowl, hingga membantu teman menyablon kaos.

“Saya buka pre order (PO) makanan rice bowl, sering dihubungi teman untuk membantu menyablon juga. Ya, jadi PSK lah, pekerja serabutan komersial,” ujar Yusuf sambil tertawa.

Menjadi relawan tidak membuat Yusuf kesulitan membagi waktu.

Pada pagi buta ia bangun untuk mengurus ibunya.

Lalu pada jam 07.00 pagi ia harus sudah sampai lokasi dapur umum untuk memulai memasak.

“Harus tepat waktu jam 07.00 atau lebih dikit harus sudah sampai lalu memasak, karena jam 12.00 harus sudah dibagikan ke para buruh gendong perempuan,” ujar dia.

Kegiatannya kali ini juga mendapatkan dukungan dari istrinya.

“Daripada saya hanya di rumah enggak jelas, lebih baik membantu ini. Yang penting kegiatan positif kata istri saya,” ucap dia.

Pandemi Covid-19 saat ini membuat Yusuf lebih sering bertemu dengan istrinya yang juga dirumahkan akibat pandemi.

Sebelumnya, istri Yusuf bekerja di hotel.

“Ya ada berkahnya saat pandemi ini, karena istri saya jadi hamil karena sering bertemu,” ucapnya sambil tertawa.

Yusuf pesimistis akan dipanggil lagi untuk bekerja di restoran.

Sebab, perusahaan cenderung memilih para lulusan baru tanpa pengalaman yang bisa dibayar lebih rendah.

“Kalau yang pengalaman kan gajinya lebih tinggi,” kata Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com