Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nenek Sumirah Makan dan Tidur di Rumah Penuh Sampah Bersama 2 Anak Gangguan Jiwa

Kompas.com - 23/10/2020, 12:45 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang nenek tinggal di rumah penuh sampah.

Dari video yang diunggah akun Instagram @infokediriraya, terlihat dua wanita mendatangi sebuah rumah. Mereka disambut seorang nenek dan seorang lagi yang terlihat sedang tidur di dalam kamar.

Rumah nenek tersebut penuh sampah, kotor, serta pakaian yang tidak tersusun dengan rapi.

Baca juga: Kaget Saat Risma Sebut Anggaran Banjir Surabaya Rp 460 M, DPRD DKI: Kalau Jakarta Triliunan

Dari penelusuran, rumah tersebut berada di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri, Jawa Timur.
Rumah penuh sampah itu dihuni nenek bernama Sumirah (78) dan dua anaknya.

Baca juga: Bahas Penanganan Banjir dengan Risma, DPRD DKI Jakarta: Kami Belajar Banyak dari Surabaya

Video viral tersebut langsung mendapat perhatian dari Wali Kota Kediri Abu Bakar yang langsung mengunjungi rumah nenek Sumirah, Kamis (22/10/2020).

“Saya mendapatkan info dari medsos, lalu semalam saya berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Permukiman untuk menindaklanjuti. Alhamdulillah, sudah ditindaklanjuti dan kita akan bangun rumah Nenek Sumirah," ungkap Abu Bakar, dikutip dari Surya, Kamis (22/10/2020).

Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar (dua dari kanan) mengunjungi rumah Nenek Sumirah yang diunggah dan viral di media sosial, Kamis (22/10/2020). 
surya/didik mashudi Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar (dua dari kanan) mengunjungi rumah Nenek Sumirah yang diunggah dan viral di media sosial, Kamis (22/10/2020).

Saat bertemu Abu Bakar, Sumirah menyampaikan bahwa awalnya dia tinggal bersama tiga anaknya, Sugeng Triyono (38), Sri Wilujeng (42), dan Sri Harnanik (41).

Namun, Harnanik telah pindah ke tempat lain. Yang memilukan, ternyata Sugeng dan Wilujeng adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Adapun rumah yang ditempati sekarang bersertifikat atas nama suami Sumirah yang sudah meninggal. Mendiang suaminya adalah ASN yang meninggalkan uang pensiun untuk Sumirah.

Hanya saja, uang tersebut kerap dihabiskan oleh Sugeng sehingga Sumirah tak bisa mencukupi kehidupannya sehari-hari.

Dia tidak bekerja, sehingga untuk makan minum bergantung para tetangga.

“Sugeng dan Wilujeng ini ODGJ. Kalau ditanya kadang nyambung kadang tidak. Sugeng kadang kasar, tetapi kadang juga baik,” kata Yayuk Supriyati, pendamping ODGJ wilayah Mojoroto yang aktif mendatangi keluarga ini.

Sumirah juga sudah mulai pikun. Warga sekitar memberi perhatian, tetapi kadang-kadang Sugeng kasar, baik terhadap warga maupun ibunya.

Namun, warga tetap memberikan makanan dan kadang membantu membersihkan rumah meski sering ditolak oleh Sugeng.

“Pada 2014 sudah ada yang mau memperbaiki rumahnya, tetapi Sugeng menolak dan ngamuk,” tutur Yayuk.

Saat jajaran Pemkot Kediri datang, rumah Sumirah sangat kotor dan penuh sampah.

Selain tidak layak huni, rumah itu ternyata tidak memiliki kamar mandi. Karena itu Dinsos Kota Kediri berkoordinasi dengan Puskesmas Campurejo dan Dinas Permukiman Kota Kediri untuk menindaklanjuti kondisi tersebut.

Dinsos juga berkoordinasi dengan Dinas Permukiman akan membangun rumah Sumirah secara total.

Kepala Dinsos Kota Kediri Triyono Kutut mengatakan, keluarga Nenek Sumirah sudah mendapat Program Keluarga Harapan (PKH) setiap bulan, serta bantuan beras tiga bulan terakhir.

"Meski sebetulnya pensiunan tidak boleh, tetapi atas pertimbangan kondisi seperti ini, maka PKH tetap diberikan,” kata Kutut.

Untuk pemberian bantuan tahap awal, rencananya Wilujeng dipindahkan ke Barak Penampungan dinas sosial di Semampir agar mendapatkan tempat yang layak.

Sedangkan Sumirah dan Sugeng tetap tinggal di rumahnya sambil menunggu proses bedah rumah.

“Kalau nanti rumah sedang dibangun, Sumirah dan Sugeng akan kami pindahkan ke barak dulu. Sementara ini, kami akan bersihkan rumahnya dan kami kirim tempat tidur dulu,” tambah Kutut.

Usai kunjungan, Wilujeng dipindahkan ke barak sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut.

Bila memang ODGJ, ia akan dipindahkan ke RSJ Lawang, demikian juga dengan Sugeng.

“Syarat untuk masuk ke RSJ adalah kalau orang tersebut berpotensi mencelakai orang lain atau punya potensi mencelakai diri sendiri. Jika tidak ada, tidak bisa dimasukkan ke RSJ,” kata Tricia Isabella, dokter Puskesmas Campurejo.

Abu Bakar menyampaikan terima kasih atas peran warga Kota Kediri, termasuk warganet untuk melaporkan kejadian itu.

Ia menilai informasi itu mendorong pemerintah agar merespons dengan cepat.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: Kisah Pilu Nenek 78 Tahun, Tinggal di Rumah Penuh Sampah bersama Dua Anak Gangguan Jiwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com