Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Mahasiswa soal Suasana Mencekam Saat Demo di Jambi

Kompas.com - 21/10/2020, 11:28 WIB
Jaka Hendra Baittri,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Demonstrasi menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja di Jambi berubah menjadi mencekam.

Suasana tersebut berlangsung hingga Selasa (20/10/2020) malam.

Polisi menyisir pedemo hingga kawasan Kampus Universitas Jambi Telanaipura.

Baca juga: Beredar Video Pedemo Berlindung di Masjid Universitas Jambi, Banyak yang Pingsan Akibat Gas Air Mata

Banyak video yang beredar di media sosial, dari warga yang tertunda pulang dari kantornya, karena masuk di area pengamanan demonstrasi.

Irmansyah yang tidak lagi mengikuti unjuk rasa juga terkena imbasnya.

Irmansyah dan rekan-rekannya dari Aliansi Gestur sudah selesai berunjuk rasa pada siang hari.

Selanjutnya, mereka melakukan evaluasi di Kampus Unja Telanai.

"Suasananya mencekam," kata Irmansyah kepada wartawan.

Baca juga: Kasus Positif Covid di Jambi Tembus 1.000 dan 21 Orang Meninggal

Dia menceritakan bagaimana tembakan gas air mata sampai masuk perkampungan.

"Magrib itu cukup mencekam. Apalagi ketika letusan tembakan diarahkan ke mahasiswa dan di tengah jalan," kata dia.

Irmansyah dan semua kawannya berlindung ke Masjid Ar Raudhah di sebelah Unja.

Banyak mahasiswa dan pedemo lain yang pingsan di dalam masjid.

"Suasananya parah . Kawan-kawan mahasiswa dan kami terkena gas air mata. Banyak yang sesak napas dan ada juga yang pingsan," kata Irmansyah.


Para pedemo mendapat bantuan dari warga.

Warga yang selesai shalat juga membantu mahasiswa yang ada dalam masjid.

"Tapi pas penyisiran malam itu, banyak mahasiswa yang ditangkap dan ada mahasiswa yang menumpang sembunyi di rumah-rumah warga," kata dia.

Kondisi itu terjadi sekitar pukul 18.20 WIB.

Arby salah satu aktivis mahasiswa dari Universitas Batanghari Jambi saat ini melakukan konsolidasi dengan kelompok-kelompok yang berunjuk rasa.

"Kami meminta Polda melepaskan kawan-kawan kami yang ditahan," kata Arby.

Menurut Arby, polisi telah bertindak represif terhadap pengunjuk rasa.

Sebelumnya, Kompas.com sempat mengonfirmasi tindakan aparat terhadap para pedemo yang dinilai berlebihan.

Polisi meminta maaf atas tindakan yang terjadi.

Namun, polisi memastikan bahwa tindakan yang diambil polisi setelah massa melakukan tindakan anarkis.

"Kami minta maaf karena situasi dan kondisi. Selain itu, ada tindakan anarkis dan motor polisi juga ada yang dibakar," kata Humas Polresta Jambi Ipda Jefri Simamora saat dihubungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com