Hingga pukul 17.00 WIB, kondisi aman dan lancar. Beberapa relawan membagikan konsumsi di rumah tersebut.
Saat magrib, relawan melakukan shalat jemaah. Selain itu mereka juga bersiap mengirimkan ambulans untuk mengevakusi dan menolong demonstran yang terluka.
Mereka mendapatkan kabar jika terjadi bentrok yang terjadi saat pembubaran unjuk rasa sudah sampai ke Jalan Trunojoyo yang dekat dengan Jalan Sultan Agung.
Baca juga: Polisi Ungkap Pengumpulan Dana melalui Grup WhatsApp KAMI Medan, Diduga untuk Logistik Unjuk Rasa
Menurut Sofyan, tiba-tiba masuk seseorang yang berpakaian hitam berlari ke posko. Relawan mengira ia ada demonstran yang terkena gas air mata dan meminta pengobatan.
Ia menyebut pria tersebut membawa pemukul dan bertindak provokatif.
Ia berusaha masuk dan menarik secara kasar salah satu relawan tim medis yang dituding sebagai pedemo.
Sempat terjadi tarik-menarik dan pria baju hitam itu berusaha membuka pintu gerbang.
Baca juga: Ini Peran Petinggi KAMI Medan hingga Akhirnya Diciduk Aparat
Melihat hal tersebut, para relawan berusaha menutup kembali pintu gerbang sehingga membuat pria baju hitam itu terjatuh dan marah.
Sofyan mengaku sempat menanyai orang itu apakah petugas atau bukan, tetapi jawabannya bukan dan orang itu terus marah-marah.
Dalam situasi tegang itu, muncullah koordinator lapangan Kemanusiaan Mayjen TNI Purn Robby Win Kadir yang berusaha menenangkan situasi dan mengamankan pria berbaju hitam itu.
Kemudian, pria berbaju hitam itu keluar dari halaman melalui pintu samping utara dengan diantar satu relawan.
"Jadi bukan disekap, malah diselamatkan Pak Robby. Akhirnya orang itu keluar dengan melewati pintu lain," ujarnya.
Belakangan diketahui bahwa pria berbaju hitam itu adalah Brigadir A menurut versi polisi.
Baca juga: Polri Ungkap Percakapan Para Tersangka di Grup WhatsApp “KAMI Medan”
Robby melihat banyak orang berbaju hitam dengan pentungan berteriak-teriak dan melemparkan batu ke halaman posko kesehatan.