Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Baru Merasakan Kemerdekaan, Saat Sinyal Indonesia Mengalahkan Timor Leste"

Kompas.com - 14/10/2020, 17:33 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Termasuk juga masker warna hitam untuk menutup hidung dan mulutnya.

Tidak sampai tiga menit, dia tiba di rumah. Satu persatu pekerjaan digarapnya, mulai dari membersihkan rumah, mencuci pakaian hingga memberi makan beberapa ekor ternak peliharaannya.

Di rumah sederhana beratap alang-alang dan berdinding kayu, Maksi tinggal bersama istri dan ibu kandungnya Sina Sasi.

Ayah Maksi, Zakarias Foni sudah meninggal puluhan tahun lalu, saat dia masih berusia tujuh tahun.

Begitu juga anak pertamanya meninggal tahun 2017, saat baru berusia dua hari akibat lahir prematur.

Baca juga: Kisah Perjuangan Maridi yang Lumpuh, Olah Emping dengan Berbaring Miring demi Hidupi Keluarga

Tak butuh waktu lama, Maksi telah menyelesaikan semua pekerjaan rumah.

Sejumlah peralatan seperti sapu, ember, sabun cuci dan sikat pakaian, disimpan di tempatnya masing-masing dengan rapi.

Ia lalu bergegas mandi dan mempersiapkan diri untuk kembali beraktivitas seperti sediakala.

Ponsel yang disimpannya di atas meja ruang tamu, diambil dan dihidupkan. Begitu, sinyal muncul, terlihat 10 pesan masuk, termasuk enam panggilan WhatsApp.

Semua pesan yang masuk, berasal dari langganan ojek. Ada yang meminta Maksi menjemput di Napan, Ibu Kota Kecamatan Bikomi Utara.

Ada pula yang meminta dia untuk mengantar ke Kefamenanu, Ibu Kota Kabupaten TTU.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com