Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Baru Merasakan Kemerdekaan, Saat Sinyal Indonesia Mengalahkan Timor Leste"

Kompas.com - 14/10/2020, 17:33 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

"Kami paling beruntung, karena kebijakan sekolah yang mengubah metode pembelajaran secara online (daring), bertepatan dengan sinyal yang menguat sehingga anak-anak sekolah bisa belajar dari dalam rumah dengan baik dan lancar," kata Jorovicus yang juga berprofesi sebagai guru SD itu.

"Penjualan pulsa telepon, keuntungannya itu pasti dan setiap hari banyak pembelinya," sambung dia.

Yang paling penting, lanjut Jorovicus, jaringan sinyal yang kuat mempermudah komunikasi dengan keluarga yang tinggal dekat maupun jauh, termasuk anak-anak yang sekolah di luar Kabupaten TTU dan juga di kota lainnya di Indonesia.

Menguatkan sinyal di perbatasan

Menguatnya sinyal di sepanjang perbatasan juga disampaikan Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes saat dihubungi melalui telepon seluler.

Raymundus mengakui, keadaan sinyal saat ini jauh lebih bagus dibandingkan beberapa tahun lalu.

Namun, kata Raymundus, tidak semua wilayahnya memiliki jaringan yang bagus.

Kalau pun ada, sinyalnya sangat lemah sehingga sulit diakses.

"Karena itu, kita harapkan perhatian dari Kementerian Kominfo untuk menaikan kapasitas BTS pemancar yang berada di sepanjang perbatasan," kata Raymundus.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi NTT Abraham Maulaka, mengatakan, hingga saat ini, terdapat 645 titik di wilayah NTT tidak ada sinyal atau masuk dalam area blank spot.

Baca juga: Cerita Resa Kerjakan Ujian di Atas Bukit, Cari Sinyal dan Gantian Gunakan Ponsel Pinjaman

Ratusan titik itu tersebar di semua Kabupaten di wilayah NTT, kecuali Kota Kupang.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika akan segera menangani persoalan itu.

Pada tahun 2020 ini, akan dibangun 212 BTS dan tahun 2021 mendatang, akan dibangun 421 BTS.

"Sehingga target pemerintah pusat, pada tahun 2021 mendatang 645 titik itu akan ada sinyal, termasuk jaringan internet," ujar Abraham.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com