Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Baru Merasakan Kemerdekaan, Saat Sinyal Indonesia Mengalahkan Timor Leste"

Kompas.com - 14/10/2020, 17:33 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Maksi memilih mendahulukan jemputan di ibu kota kecamatan yang berjarak sekitar empat kilometer, dengan bayaran Rp 15.000 untuk sekali antar.

Sedangkan ke ibu kota kabupaten, ada dua rute alternatif. Jika melewati ruas jalan nasional yang melintasi Kecamatan Miomafo Timur, maka jarak tempuh sejauh 20 kilometer.

Alternatif berikutnya, melintasi Kecamatan Bikomi Tengah, lebih singkat karena hanya berjarak 11 kilometer dari Desa Haumeni.

Di dua rute itu, Maksi mematok bayaran yang sama yakni Rp 20.000.

Kondisi jalannya, lebih mulus alternatif pertama karena kualitas jalan negara yang hotmix.

Kalau alternatif kedua, meski status jalan kabupaten, tapi kondisinya lumayan bagus karena sebagiannya pengerasan dan beraspal hotmix.

Baca juga: 2 Jet Tempur F-16 Patroli di Perbatasan Timor Leste dan Australia, Amankan Wilayah Udara

Selama ini, Maksi selalu memilih rute yang kedua, sebab waktu yang ditempuh menjadi lebih singkat.

Para pelanggannya bervariasi, mulai dari warga biasa, ibu hamil, kader posyandu, pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga rohaniawan.

Pada waktu ojek pun, ia tak lupa membawa hand sanitizer dan juga masker yang selalu melekat di wajahnya.

Walau hanya tamatan sekolah dasar (SD), namun pembawaannya yang santun dan kerap berbaur dengan warga, membuat dirinya disenangi masyarakat setempat.

Maksi juga beberapa kali memberi tumpangan gratis buat warga yang pulang beraktivitas di kebun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com