Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Remaja Sragen 11 Tahun Hilang di Jakarta, Sempat Dipaksa Ngamen, Akhirnya Bertemu Keluarga

Kompas.com - 12/10/2020, 06:42 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

 

SRAGEN, KOMPAS.com - Ervan Wahyu Anjasworo (17) bersyukur bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan keluarganya setelah 11 tahun hilang di Jakarta.

Pertemuan Ervan dengan keluarganya di Dukuh Panurejo RT 018, RW 006, Kecamatan Kedungupit, Sragen, Jawa Tengah, bermula informasi dari Google Maps Street View.

Ketika itu, Ervan sedang mengikuti pelatihan kerja di Panti Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan dengan Hukum (PRSABH) Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa Semarang Tuntut 4 Rekannya Dibebaskan, Polisi: Saya Jamin Keselamatan Mereka

Ervan iseng mencari informasi tentang keberadaan Pasar Gonggang melalui pencarian Google.

Ervan mengingat nama salah satu pasar tradisional di Kabupaten Sragen tersebut karena dirinya sering diajak pergi belanja oleh neneknya.

"September kemarin saya main komputer. Saya itu iseng-iseng (cari informasi) dengan membuka Google Maps," kata Ervan ketika ditemui Kompas.com di rumahnya Sragen, Jumat (9/10/2020).

"Awalnya saya searching Google Solo. Saya lihat lagi Solo-nya ini ada Wonogiri, Boyolali, Sragen begitu. Saya telusuri satu persatu yang seingatnya itu Pasar Gonggang Sragen," sambung dia.

Anak kedua pasangan Suparno dan Sutanti mencatat alamat Pasar Gonggang Sragen yang dia temukan melalui pencarian google dan memberikan alamat pasar kepada pekerja sosial panti.

"Habis itu kepala panti menghubungi pihak dari Solo, Wonogiri dan wilayah di Jawa Tengah. Sampai akhirnya mengarah ke Sragen," terang dia.

Setelah itu, Ervan menerima kiriman foto-foto keluarga termasuk foto saat dirinya masih kecil dari Sragen. Ervan ingat foto-foto itu merupakan keluarganya.

"Saya hafal muka ayah saya gimana, muka ibu saya gimana dan muka saudara saya gimana," ujar dia.

Baca juga: Kisah Ibu dan Anak Difabel, Tak Terurus Sejak Ayah Meninggal, Tubuh Penuh Sampah dan Kotoran

Kepala panti tempat Ervan tinggal menghubungi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sragen. Tidak berselang lama, TKSK Sragen datang ke panti dan mengurus surat kepulangan Ervan.

Ervan menceritakan, dirinya hilang di Jakarta saat masih usia 5 tahun. Ketika itu dirinya sedang mengembalikan game watch ke tempat persewaan.

Ervan dihampiri oleh seorang pengamen untuk mengajaknya pulang ke rumah. Bukannya diajak pulang, justru Ervan diajak pengamen itu untuk mengamen.

"Saya di jalanan (mengamen) sekitar dua tahun," terang dia.

Tidak sampai di situ, Ervan bersama pengamen yang menghampirinya setelah mengembalikan game watch ke Solo selama sebulan. Habis itu kembali lagi ke Jakarta.

Baru sampai di Bogor, Ervan dan pengamen yang mengajak dirinya mendengar suara sirine milik Satpol PP.

Saking takutnya kena razia Satpol PP para pengamen itu berlarian menyelamatkan diri.

Ervan justru berdiam diri di masjid. Ervan ditemui seorang Ketua RT dan menanyakan tempat tinggal Ervan. Karena tidak tahu tempat tinggalnya, Ervan lalu diangkat sebagai anak asuh Ketua RT itu.

"Sekitar empat bulan Pak RT itu meninggal. Ada cucunya ingin mengasuh saya dan mengangkat saya anak asuh," tutur dia.

Setelah diasuh cucu dari Ketua RT selama tujuh bulan, jelas Ervan, dirinya dibawa oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinas Sosial Kota Bogor.

"Ada pegawai P2TP2A ingin mengangkat saya jadi anaknya. Saya disekolahkan dipesantrenkan sekitar delapan tahun," ujar dia.

Ervan juga mendapat pelatihan kerja dari Dinsos Kota Bogor. Bahkan, Ervan diterima magang kerja selama satu tahun dua bulan.

"Ada lagi dari (Dinsos) Kabupaten Bogor yang menunjuk saya. Saya ditanya sama petugas ingin ketemu orangtua tidak. Saya jawab iya," kata Ervan.

Ervan mendapat pelatihan kerja di PRSABH Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor selama dua tahun sampai akhirnya bisa dipertemukan kembali dengan keluarga.

Ayah Ervan, Suparno menceritakan, dirinya mengajak Ervan yang masih usia lima tahun untuk liburan tengah semester ke Jakarta. Dia berangkat ke Jakarta pada 2009.

Ervan liburan di Jakarta selama 17 hari. Ketika mau diajak pulang ke Sragen, jelas Suparno anaknya tersebut pamit untuk mengembalikan game watch ke tempat persewaan.

"Anaknya pamit pergi untuk mengembalikan game watch," terang dia.

Setelah ditunggu anaknya tersebut tak kunjung pulang. Perasaan cemas dan bingung menyelimuti Suparno dan istrinya.

"Saya tidak langsung pulang (Sragen). Dua bulan saya nyari di Jakarta," ujar Suparno yang merantau di Jakarta sejak 2000.

Karena tidak ada kabar keberadaan anaknya, Suparno dan istri pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke Sragen. Selama lima hari di rumah, Suparno kembali lagi berangkat ke Jakarta.

Selain untuk mencari anaknya yang hilang, Suparno di Jakarta juga sambil bekerja. Dia bekerja sebagai fotografer di Ancol.

"Saya balik lagi ke Jakarta untuk mencari anak saya sama bekerja. Saya kerja fotografi di Ancol. Di Jakarta selama 2014," ungkap Suparno.

Lagi-lagi usahanya mencari anaknya tidak ketemu. Suparno pulang kembali ke Sragen. Selama satu tahun Suparno di kampung.

"Saya kembali ke Jakarta lagi untuk nyari anak saya dan kerja. Saya pulang lagi ke rumah (Sragen) sekitar Februari kemarin sebelum corona," ujarnya.

Suparno sedih karena anaknya tidak kunjung ditemukan. Suparno bahkan berkali-kali meminta bantuan orang pintar untuk mencari keberadaan anaknya. Namun, juga tidak berhasil.

Kesedihan Suparno sirna setelah dirinya menerima informasi tentang keberadaan anaknya yang 11 tahun hilang dari Dinsos Kabupaten Sragen. 

"Saya dapat kabar dari Dinsos Sragen. Ada kabar anak namanya Ervan dengan bapak namanya Parno, ibunya Tanti punya saudara Ajeng gitu," tutur dia.

Suparno menghubungi anaknya melalui video call. Sepekan kemudian dilakukan penjemputan ke Bogor. 

Suparno bersama Dinsos Sragen berangkat ke Bogor untuk menjemput Ervan pada Minggu (4/10/2020) sore dan tiba di Bogor Senin (5/10/2020).

"Tiba di Sragen itu Selasa (6/10/2020) pagi. Alhamdulillah rasanya senang banget bisa bertemu dan berkumpul lagi dengan keluarga," ungkap Suparno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com