WONOGIRI, KOMPAS.com - Teguh Topo (29), warga Desa Ploso, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, tak menyangka penjualan sapi yang dilakukan secara daring melejit di tengah pandemi Covid-19.
Sarjana komputer jebolan UII Yogyakarta ini meraup omzet antara Rp 40 juta hingga Rp 60 juta per bulan.
Teguh menceritakan, awal mula berjualan sapi via daring ketika pembeli sapi tidak hanya digandrungi petani dan peternak.
“Saat ini ada sektor lain seperti pehobi seperti ASN, pejabat, TKI, dan perantau,” kata Teguh kepada Kompas.com, Jumat (2/10/2020).
Baca juga: Bertemu Dubes Belgia, Ridwan Kamil Tawarkan Bisnis Sapi
Dia mengatakan, mereka mencari pedagang sapi yang mudah dijangkau dan diakses lantaran terkendala jarak dan waktu.
“Para pehobi itu tidak mungkin membeli sapi ke pasar atau turun langsung ke petani karena kesibukan pekerjaannya. Untuk itu, mereka cari sapi via online,” kata Teguh.
Teguh memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp dan Facebook untuk memasarkan sapinya.
Menurut dia, di media sosial sering terjadi transaksi jual beli tanpa harus melihat sapi secara langsung.
Selain itu, masyarakat tidak perlu berdesak-desakan ke pasar hewan untuk membeli sapi.
Pembeli cukup melihat sapi yang akan dibeli melalui ponsel dari rumah.
“Paling ramai berjualan di Facebook karena banyak forum jual beli sapi online seluruh kota di situ,” ungkap Teguh.
Untuk memaksimalkan pemasarannya, Teguh mengunggah video dagangannya ke akun YouTube dan Instagram dengan nama @sapi_pedia.
Khusus akun di YouTube, Teguh mengunggah video satu per satu sapi yang berisi spesifikasi, kualitas, postur, jenis sapi, umur, jenis kelamin, dan harga.
Baca juga: Polisi Ganti Sapi Harga Rp 7 Juta untuk Samsuddin
Bila ada pelanggan yang tertarik membeli dan menawar sapinya, cukup mengirim tangkapan layar video ke nomor WhatsApp.
Setelah itu, ia akan mengirimkan lengkap video sapi dari jarak dekat dan jarak jauh yang ditawar pembeli.