KOMPAS.com - Marzuki Alie, mantan ketua DPR RI periode 2009-2014 yang kini menjabat Rektor Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang, Sumatera Selatan, mendukung mahasiswanya yang mengikuti demo penolakan Undang-undang (UU) Cipta Kerja.
Bahkan, ia pun memfasilitasi mahasiswanya yang ikut demo dengan menyiapkan uang makan.
Selain itu, secara tegas, Marzuki pun menolak UU Cipta Kerja tersebut.
Sementara itu, pasangan suami istri anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Candra Saputra dan Shinanta Previta membagikan uang di tengah ratusan buruh.
Sontak, adanya pembagian uang itu, membuat massa dari PT Pajitex yang merupakan korban PHK mendadak berhenti sejenak.
Pasutri ini membaur dengan massa lalu memberikan uang nominal Rp 50.000 dan Rp 100.000 kepada sekitar 257 orang.
Candra mengatakan, uang yang dibagikan merupakan gaji dirinya dan istri serta tabungannya.
Berikut populer nusantara selengkapnya:
Marzuki Alie, Rektor Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang, Sumatera Selatan, yang juga merupakan mantan ketua DPR RI periode 2009-2014 mendukung mahasiswanya turun ke jalan untuk aksi demo dalam penolakan Undang-undang (UU) Cipta Kerja.
Tak hanya itu, Marzuki pun menfasilitasi semua mahasiswanya dengan menyiapkan uang makan.
"Mahasiswa ikut demo kita fasilitasi, datang ke kampus, kita kasih uang makan agar mereka tidak terpengaruh orang luar yang kasih nasi bungkus," kata Marzuki dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/10/2020).
Selain itu, secara tegas, Marzuki menolak UU Cipta Kerja tersebut.
Menurutnya, pada klaster pendidikan ada pasal yang ia soroti, yakni perizinan lembaga pendidikan harus berbadan izin usaha (PUT).
"Artinya, pendidikan jadi komersiil. Padahal, pendidikan ini menjadi tanggung jawab negara. Kami juga sudah mengutus orang untuk ke DPR agar klaster pasal pendidikan ini dikeluarkan atau judicial review ke MK," ujarnya.
Baca juga: Marzuki Alie Fasilitasi dan Beri Uang Makan Mahasiswanya yang Demo
Candra Saputra dan Shinanta Previta, pasangan suami istri anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, membagikan uang kepada buruh yang sedang mengelar demo.
Sontak, saat tengah membagikan uang kepada massa dari PT Pajitex yang merupakan korban PHK, demo pun sempat berhenti beberapa menit.
Candra mengatakan, pembagian uang adalah kebiasaannya membagi sedekah pada hari Jumat.
Saat ada aksi demo buruh, Candra pun mengalihkan pembagian uang ke para pekerja yang di PHK sepihak tersebut.
"Apa yang saya lakukan sebagai bentuk kepedulian dan agar bisa sedikit membantu mereka karena di-PHK juga karena di masa pandemi. Diharapkan perusahaan tidak melakukan PHK sepihak pada saat kondisi seperti sekarang ini," kata Wakil rakyat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, Jumat (9/10/2020).
Kata Candra, uang yang dibagikan merupakan gaji dirinya dan istri serta tabungan.
Baca juga: Bagi-bagi Uang di Tengah Demo Ratusan Buruh, Suami Istri Anggota DPRD Pekalongan Bikin Heboh
Sebuah video yang memperlihatkan anggota DPR RI yang juga wakil ketua Komisi IV, Dedi Mulyadi melakukan dialog dengan kursi kosong viral di media sosial.
Dalam dialognya, Dalam "dialog" dengan kursi kosong itu, Dedi mengawali pembicaraannya dengan pertanyaan ke mana saja kamu. Berikut sebagian isi "dialognya".
"Kamu ke mana saja? Aku lama menunggu kamu dari tadi, tapi kamu tidak datang-datang. Biarkan aku duduk di sini sendiri, menanti tanpa kepastian kapan kau datang."
"Aku sangat membutuhkanmu saat ini. Aku ingin kehadiranmu saat ini. Banyak hal yang ingin aku bicarakan dengan kamu. Rupanya kamu sudah tak pedulikan aku di sini. Kamu biarkan aku di sini tanpa kepastian..."
Kata Dedi, "dialog" dengan kursi kosong itu merupakan sebuah sindiran untuk kasus Najwa Shihab.
Seperti diketahui Najwa Shihab dalam program Mata Najwa melakukan wawancara dengan kursi kosong yang ditayangkan Narasi TV. Najwa Shihab seolah-olah sedang mewawancarai Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto seputar masalah pandemi.
Dedi menilai, apa yang dilakukan Najwa Shihab itu adalah hal biasa dalam dunia drama. Tak ada sesuatu yang harus diperkarakan secara serius.
"Jangan buang-buang waktu dan energi untuk melaporkan masalah itu ke polisi," kata Dedi, saat dikonfirmasi, Jumat (9/10/2020).
"Apakah setiap orang yang ngnomong sendiri harus dilaporkan? Kalau begitu, orang gila pun yang biasa ngomong sendiri harus dilaporkan?" tanya Dedi.
Baca juga: Sindir Kasus Najwa Shihab, Dedi Mulyadi Dialog dengan Kursi Kosong, Videonya Viral
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Riza Fahlevi mengaku kaget banyak pelajar ditangkap polisi karena ikut dalam aksi demo penolakan Undang-undang (UU) Cipta Kerja.
"Saya kaget di telepon Pak Kapolres banyak pelajar yang ditangkap. Ini sangat disayangkan, mereka pakai baju sekolah turun ke jalan, padahal sekolah sedang libur," kata Riza, Jumat (9/10/2020).
Kata Riza, sudah ada 499 pelajar SMA dan SMK yang diamankan petugas. Selain itu, ia juga menyayangkan adanya provokator yang mendalangi para pelajar untuk turun ke jalan.
"Beruntung anak-anank ini diamankan lebih dulu oleh polisi sebelum ikut demo. Kalau tidak meraka bisa jadi korban atau pelaku kerusuhan," ungkapnya.
Kata Riza, semua pelajar masih belajar di rumah. Namun, mereka memanfaatkan kesempatan itu untuk keluar rumah dan ikut dalam rombongan massa aksi demo.
"Kalau masih ada yang ikut (demo) ambil paket C saja. Silakan sekolah di pinggir Sumsel," ungkapnya.
Riza pun mengimbau agar orangtua lebih memperhatikan anak-anak mereka agar tak mengikuti demo di jalan.
Baca juga: Disdik: Pelajar yang Ikut Demo Ambil Paket C Saja, Silakan Sekolah di Pinggir Sumsel
Setelah sempat buron selama tujuh tahun, Sarpan (45) narapidana kasus penipuan yang kabur dari Kelas IIB Tegal, Jawa Tengah, kembali ditangkap.
Sarpan kabur sejak 2013, ia ditangkap petugas kepolisian bersama petugas lapas di Desa Harjasari, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Rabu (7/10/2020) malam.
Kepala Lapas Kelas IIB Tegal, Sambiyono mengatakan, selama masa pelariannya narapidana itu berpindah-pindah tempat, termasuk cukup lama berada di Jakarta.
"Di Jakarta juga cukup lama. Setelah diketahui pulang ke Suradadi, kita tangkap bekerjasama dengan Polsek Suradadi dan warga setempat," kata Sambiyono, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (9/10/2020).
Baca juga: Akhirnya Sarpan Kembali Ditangkap Setelah 7 Tahun Kabur dari Lapas
Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Aji YK Putra, Tresno Setiadi, Ari Himawan Sarono, | Editor : Abba Gabrillin, Khirina, Aprilia Ika, Farid Assifa, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.