JAMBI, KOMPAS.com - Ratusan pemuda tak dikenal melempari kaca pintu depan dan jendela-jendela bagian depan Gedung DPRD Kota Jambi sampai hancur berantakan pada Rabu (7/10/2020).
Kejadian itu sekitar pukul 11.00 WIB.
Karo Ops Polda Jambi Kombes Imam mengatakan, setelah penyerangan itu, pihaknya langsung mengejar dan menangkap 18 pelajar di tiga lokasi yang berbeda.
"Diduga masih satu komplotan terkait penyerangan ini," katanya saat ditemui di lokasi, Rabu (7/10/2020).
Baca juga: Hendak ke Jakarta Ikut Aksi Tolak UU Cipta Kerja, Belasan Pelajar SMK Diamankan
Salah satunya ditangkap saat penyerangan berlangsung. Sementara itu, 17 lainnya ditangkap saat dilakukan pengejaran.
Imam mengatakan, belum diketahui motif penyerangan yang dilakukan sekitar 100 anak muda ini.
"Masih dugaan mereka digerakkan oleh orang atau oknum, ya karena statusnya masih pelajar," papar Imam.
Baca juga: Ikut Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja, Pelajar SMK Ricuh dan Lempar Batu
Imam juga belum dapat memastikan bahwa aksi penyerangan itu berkaitan dengan penolakan omnibus law, isu yang saat ini tengah ramai diperbincangkan.
Seusai melakukan aksi mereka, ratusan pelajar STM yang masih mengenakan seragam sekolah dan mengendarai sepeda motor itu langsung melarikan diri.
Informasi yang berkembang di lapangan, para pelajar tersebut bergerak ke wilayah Telanaipura.
"Tim kita masih melakukan pengejaran," katanya.
Kabid Humas Polda Jambi Kombes Kuswahyudi Tresnadi membenarkan bahwa para pelaku merupakan pelajar STM.
"Iya, mereka masih usia pelajar," katanya.
Baca juga: Pelajar Ikut Demo Mahasiswa Se-Sumbar Tolak UU Cipta Kerja di Padang
Apri, salah satu saksi mata yang bekerja di perkantoran sekitar, mengatakan, ada lebih dari 10 sepeda motor yang berhenti di depan gerbang Gedung DPRD Kota Jambi.
Dia mengatakan, ada yang berseragam dan ada yang tidak. Selain ada yang melompati pagar, ada juga yang merobohkan gerbang sebelah kanan.
Anggota DPRD Kota Jambi Fraksi Golkar Joni Ismet mengatakan, saat itu ada tiga anggota DPRD yang ada di lokasi saat kejadian.
"Na'im, Haji Muslim, Pak Absor sendiri ada tadi menghalangi penyerangan. Cuma kan enggak bisa, mereka ada ratusan juga," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.