MAMUJU, KOMPAS.com–Kericuhan mewarnai unjuk rasa mahasiswa yang menolak pengesahan omnibus law Undang-undang (UU) Cipta Kerja di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Sulawesi Barat pada Rabu (7/10/2020) akibat bentrokan sesama demonstran.
Insiden itu terjadi karena adanya perbedaan pendapat di antara demontran. Ada demonstran yang ingin masuk ke Gedung DPRD Sulawesi Barat untuk menemui anggota dewan.
Namun, ada massa lain yang meminta anggota dewan keluar dari kantornya untuk menemui mahasiswa.
Baca juga: Deretan Pro Kontra Pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja
Akibat perbedaan pendapat itu, aksi saling dorong tidak terhindarkan.
Salah seorang demonstran yang diduga jadi provokator pun hampir diamuk massa. Mahasiswa itu langsung diamankan rekannya.
Raditya, salah seorang orator dalam demonstrasi ini, menyatakan UU Cipta Kerja telah menunjukkan pemerintah dan DPR tidak memiliki empati dengan penderitaan rakyat.
Baca juga: Saat K-popers Meramaikan Isu Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja...
Pemerintah dan DPR juga dianggap telah mengabaikan penolakan yang muncul soal UU Cipta Kerja sejak rancangan regulasi itu masih dibahas.
“UU Cipta Kerja tersebut cacat prosedural. Sejak awal ditolak masyarakat luas, namun para wakil rakyat dan pemerintah tetap bersikukuh memaksakan kekuasaannya mengesahkan UU tersebut di tengah gelombang penolakan massa,” tutur Raditya, dalam orasinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.