Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri, Tak Dipantau Petugas hingga Terpaksa Keluar Rumah

Kompas.com - 07/10/2020, 06:12 WIB
Rachmawati

Editor

Akibatnya kata Husni, isolasi di rumah jadi salah satu penyebab lahirnya klaster rumah tangga yang berkontribusi terbesar penularan Covid-19.

"Bapaknya dulu [terinfeksi], dua hari berikutnya ibunya, lalu istrinya juga, dan anaknya. Ini akibat apa? Karena akibat isolasi mandiri," kata Husni yang mengatakan hingga kini Makassar masih masuk dalam zona merah.

Menyadari kelemahan isolasi mandiri di rumah, Pemprov Sulsel telah bekerja sama dengan hotel sebagai tempat isolasi terpusat yang dinamai "Wisata Duta Covid".

"Jadi seluruh pasien tanpa gejala di Sulsel didorong untuk ke hotel. Tidak boleh ada penderita Covid berkeliaran, biaya seluruhnya ditanggung pemerintah," kata Husni.

Baca juga: Isolasi Mandiri di Hotel, Ini Hal yang Boleh dan Tak Boleh Dilakukan Pasien Covid-19

Isolasi mandiri 'ciptakan' klaster rumah tangga

Senada dengan itu, epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, peningkatan klaster rumah tangga salah satunya disebabkan oleh gagalnya isolasi mandiri.

"Isolasi di rumah hanya boleh dilakukan jika memenuhi syarat ketat yaitu rumah layak, keluarga dan lingkungan rumah mendukung isolasi. Tapi sekarang gagal karena syarat itu tidak dipenuhi. Untuk itu, sebaiknya isolasi dilakukan di fasilitas pemerintah," katanya.

Seperti di Bogor, klaster keluarga menjadi peringkat tertinggi -sekitar 34%- penyebab penularan Covid-19. Pakar epidemiologi menyebut klaster keluarga tersebut bisa berkontribusi hingga 85%.

Baca juga: Ini Syarat OTG Boleh Isolasi Mandiri di Rumah, Salah Satunya Tak Ada Penolakan dari Warga

Lalu di Kota Bekasi, data hingga Senin (28/09), terdapat 351 klaster keluarga dengan total 881 jiwa.

Kemudian di Bandung, terdapat 299 orang dari 109 kepala keluarga yang positif Covid-19, data hingga Kamis (24/09).

Yunis menambahkan, klaster keluarga juga muncul akibat kurangnya aktivitas penelusuran dan pemantauan tim kesehatan kepada para pasien isolasi rumah tersebut.

Seperti contoh, di Jakarta penelusuran kontak menurun drastis dari 20-30 kasus pada April lalu menjadi di bawah 10 kasus saat ini.

"Pengawasan, pendampingan, dan pemantauan kepada pasien yang isolasi di rumah sangat minim yang berdampak mereka jadi tidak patuh," katanya.

Baca juga: 4 Karyawan BRI di Bima Positif Covid-19, Semuanya Isolasi Mandiri

Strategi Luhut pusatkan isolasi mandiri

Pedagang yang tidak mengenakan masker berjalan di depan mural yang berisi pesan waspada virus Corona di Petamburan, Jakarta, Rabu (16/09)Antara Foto/Aprillio Akbar Pedagang yang tidak mengenakan masker berjalan di depan mural yang berisi pesan waspada virus Corona di Petamburan, Jakarta, Rabu (16/09)
Kerja sama antara pemerintah dengan pengelola hotel merupakan salah satu strategi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sejak ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menekan penyebaran Covid-19 di 10 provinsi prioritas dan menghentikan bertambahnya klaster keluarga.

"Di pemerintah, semua Satgas terlibat penanganan Covid-19, kita mendorong peningkatan pusat karantina dan isolasi mandiri bekerja sama dengan satuan hotel. Kita juga menyediakan tempat-tempat isolasi mandiri di berbagai hotel di daerah," kata Juru Bicara Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi.

Baca juga: Nenek 87 Tahun Sembuh dari Covid-19 Setelah 5 Hari Isolasi Mandiri

Menurut Jodi, di Jakarta sudah ada 10.161 kamar hotel dengan keterisian 4.985 unit. Kemudian di Jawa Tengah, terdapat 6.899 kapasitas dengan keterisian 64 kamar, termasuk juga di provinsi prioritas lainnya.

"Karena banyak penularan di klaster keluarga maka daerah diperintahkan oleh Pak Menko untuk segera mempersiapkan tempat-tempat isolasi mandiri, antara lain kerja sama dengan perhotelan yang dijadikan khusus menapung orang-orang yang akan diisolasi secara terpusat," katanya.

Jodi juga mengatakan pemerintah akan mendorong peningkatan tim penelusuran dan jumlah tes karena kondisi sekarang belum ideal - seperti Jakarta baru tersedia sekitar seribu orang dari kebutuhan 3.300 orang.

Baca juga: Politisi PDI-P Kritik Pemprov DKI soal Kebijakan Isolasi Mandiri Pasien Covid-19 yang Berubah-ubah

"Di Jakarta itu tiga perempat kapasitas tes itu tes mandiri, sementara tes surveillance hasil penelusuran hanya 3-4 ribu per hari, itu akan ditingkatkan dan Pak Menko juga menekan agar harga tes lebih terjangkau," tambahnya.

Terdapat tiga strategi utama pemerintah di bawah komando Luhut yaitu perubahan perilaku masyarakat agar disiplin protokol kesehatan, peningkatan testing dan tracing, dan peningkatan jumlah pusat isolasi terpusat yang diikuti dengan peningkatan manajemen perawatan pasien Covid-19.

Baca juga: Bupati Bireuen Positif Corona, Isolasi Mandiri di Rumah

Berdasarkan data pada akhir September lalu, terdapat 106 hotel yang dibiayai pemerintah sebagai pusat karantina mandiri.

Kemudian hingga Senin (05/10), total kasus positif di Indonesia terus meningkat menjadi 307.120 kasus dengan korban meninggal mencapai 11.253 orang yang menempatkan Indonesia berada di urutan 22 total kasus terbanyak di dunia.

Korban meninggal terbesar terjadi di Jawa Timur (22 orang), DKI Jakarta (16 orang) dan Jawa Barat 15 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com