Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri, Tak Dipantau Petugas hingga Terpaksa Keluar Rumah

Kompas.com - 07/10/2020, 06:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kebijakan isolasi mandiri di rumah bagi pasien Covid-19 disebut tidak efektif dalam membendung penyebaran virus corona, bahkan berkontribusi besar dalam menciptakan klaster keluarga, kata epidemiolog.

Sejumlah pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di berbagai daerah menceritakan pada BBC Indonesia, bagaimana mereka dapat keluar kamar bahkan keluar rumah dengan leluasa.

Mereka juga ada yang mengklaim tak mendapat pengawasan serta kontak tracing (penelusuran kontak) dari petugas.

Baca juga: Satgas Covid-19 Harap Semakin Banyak Masyarakat Tes Usap Mandiri

Hingga kini kebijakan isolasi mandiri di rumah masih diterapkan. Kendati demikian, pemerintah lebih mendorong para pasien tanpa gejala hingga bergejala ringan untuk menjalani isolasi di fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.

Pemerintah lalu mengambil strategi meningkatkan pusat karantina dan isolasi mandiri di daerah, salah satunya melalui kerja sama dengan pihak hotel dan memanfaatkan fasilitas publik.

Baca juga: Tetangga Kena Covid-19, Perlukah Isolasi Mandiri? Ini Kata Ahli Epidemiologi

Rizal-Bandung, Jawa Barat: "Tidak dipantau petugas"

Petugas menyemprotkan disinfektan di kamar hotel yang akan dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19 di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/09)Antara Foto/Fakhri Hermansyah Petugas menyemprotkan disinfektan di kamar hotel yang akan dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19 di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/09)
Setelah dinyatakan positif Covid-19 pada September lalu, Rizal seorang warga Bandung melakukan isolasi mandiri selama lebih dari satu pekan di rumahnya atas saran petugas kesehatan.

"Selama isolasi di rumah, ternyata tidak dipantau sama petugas, tidak ada yang kasih kabar. Bahkan tahu positif dari teman-teman, bukan petugas," kata Rizal kepada wartawan BBC News Indonesia akhir September lalu.

Rizal menambahkan, petugas juga tidak melakukan penelusuran kontak seusai ia dinyatakan positif.

Baca juga: Jadi Tempat Isolasi, 139 Kamar di Hotel U Stay Mangga Besar Sudah Diisi Pasien Covid-19

"Tracing contact [tidak ada] dari petugas. Tidak ditanya pernah kontak dengan siapa saja, melakukan aktivitas di mana, tidak ditanya. Bahkan yang minta tracing itu isteri yang nanya, bagusnya bagaimana buat keluarga. Soalnya kalau sudah dinyatakan positif, ditanya keluarga kontak tidak, ini tidak ditanya," kata Rizal yang kini hasil tesnya telah negatif.

Saat terkonfirmasi positif terjangkit virus corona, Rizal yang tidak menunjukkan gejala Covid-19 masih bekerja di ruang terbuka dan bertemu dengan orang lain. Keesokannya, ia memutuskan isolasi mandiri.

Setelah menjalani isolasi di rumah, Rizal melanjutkan ke fasilitas pemerintah selama 5-6 hari.

Baca juga: Cerita 2 Pegawai Kemenag Sembuh dari Covid-19, Isolasi di RS Selama 84 Hari

Selama di sana, ia mengaku mendapat fasilitas yang lebih baik dibandingkan isolasi di rumah, dan menciptakan gaya hidup sehat serta taat protokol kesehatan.

Karenanya ia berharap agar setiap pasien Covid-19 dapat menjalani isolasi di fasilitas pemerintah, dibandingkan isolasi di rumah.

"Untung saya tidak bodoh-bodoh amat"

Kesibukan petugas di pusat isolasi Covid 19 BPSDM Jawa Barat, Kota Cimahi.Dokumentasi BPSDM Jawa Barat Kesibukan petugas di pusat isolasi Covid 19 BPSDM Jawa Barat, Kota Cimahi.
Senada, warga Bandung lainnya, Martin (bukan nama sebenarnya) mengaku, tidak mendapatkan nomor kontak petugas kesehatan bila ada kejadian darurat, dan juga tidak ada instruksi apa yang harus dilakukan saat menjalani isolasi di rumah.

Ia mengkritik ketiadaan standar operasi penanganan bagi pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah yang kemudian memunculkan anggapan adanya "pengabaian".

"Untungnya pemahaman saya tidak bodoh-bodoh amat. Saya baca-baca, sebisa mungkin jaga jarak dengan orang di sekitar rumah, segala macam dilakukan sendiri. Akhirnya cari-cari informasi sendiri," kata Martin yang tidak menunjukkan gejala Covid-19.

Ia menyebut mendapatkan penelusuran kontak dari petugas kesehatan dan hasilnya ibu Martin -tinggal bersama- dinyatakan negatif.

Martin kini sudah beraktivitas setelah hasil tes swab kedua dinyatakan negatif.

Baca juga: Tempat Tidur Isolasi di RS Rujukan Covid-19 di Kota Bekasi Tersisa 253 Unit

Protokol yang 'kurang tersampaikan'

Kementerian Kesehatan sebenarnya telah mengeluarkan surat edaran protokol isolasi diri sendiri dalam penanganan Covid-19. Namun protokol itu disebut "kurang tersampaikan" kepada masyarakat.

Dalam protokol tersebut, poin di antaranya adalah pasien jangan pergi bekerja dan ke ruang publik, gunakan kamar terpisah, lakukan pengukuran suhu harian, dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit memburuk.

Petugas menyiapkan peralatan kesehatan di ruang isolasi pasien Covid-19 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (09/09)Antara Foto/Fakhri Hermansyah Petugas menyiapkan peralatan kesehatan di ruang isolasi pasien Covid-19 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (09/09)
Daud Achmad, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat mengatakan, pasien isolasi mandiri di rumah dipantau oleh puskesmas setiap hari, dan membantah jika tidak ada tim pemantauan yang bergerak ketika seorang pasien dinyatakan positif.

"Dipantau oleh puskesmas setempat melalui HP atau apa, dipantau suhu tubuhnya seperti apa, kemudian diingatkan minum vitamin apa, itu dipantau oleh puskesmas setempat. Lalu mengenai tracing, kami setelah dapat informasi dari pasien, langsung dilakukan tes kontak erat seperti keluarga di rumah," kata Daud yang tidak mengetahui berapa jumlah pasien isolasi mandiri di rumah.

Baca juga: Pemkot Tangerang Siapkan 165 Kamar Hotel untuk Isolasi Pasien OTG Covid-19

Daud memang mengakui adanya kelemahan sistem isolasi di rumah - pasien hilir mudik, "tapi jika ada laporan, tim kesehatan langsung segera membawa ke pusat isolasi," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com