Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena La Nina, BMKG Ingatkan Potensi Hujan Ekstrem di Maluku

Kompas.com - 06/10/2020, 20:57 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Hujan ekstrem dengan intensitas tinggi yang dipengaruhi fenomena alam la nina masih berpotensi terjadi di wilayah Maluku khususnya di Pulau Ambon, Pulau Seram, dan Pulau Buru hingga Desember.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Ambon Oral Sem Wiral mengatakan, meski fenomena la nina di Maluku cukup lemah, masyarakat tetap diminta waspada.

Baca juga: Banjir dan Longsor di Ambon, 120 Rumah Warga dan Sejumlah Fasilitas Umum Rusak

Sebab, potensi terjadinya hujan ekstrem di sebagian wilayah Maluku masih ada.

“Fenomena ini di Maluku lemah, tapi kita perkirakan hujan ekstrem karena la nina ini masih berpotensi terjadi di Pulau Ambon, Buru dan Pulau Seram sampai desember mendatang, jadi istilahnya kemarau basah,” kata Oral kepada Kompas.com via telepon seluler, Selasa (6/10/2020).

Menurutnya, fenomena la nina bisa memengaruhi penguapan air laut sehingga membentuk awan tebal yang berpotensi menimbulkan hujan lebat.

Saat ini, kata dia, wilayah Maluku sudah memasuki musim kemarau. Namun, hujan masih berpotensi turun karena fenomena la nina tersebut.

“Jadi fenomena la nina ini membuat suhu air laut naik dan membentuk awan tebal dan itu masih cukup tinggi ya makanya kita prediksi sampai Desember itu maih ada hujan secara berlebihan di Maluku,” katanya.

Fenomena la nina dipengaruhi faktor regional, global, dan lokal. Secara lokal, Maluku memiliki banyak pegunungan. Sehingga, kelembaban udara di wilayah itu mencapai 80-100 persen dan memengaruhi suhu air laut dan pembentukan awan.

“Kebetulan di Ambon ini faktor lokalnya juga kuat karena ada banyak daerah berbukit jadi agak berpengaruh, jadi kalau pagi suhu air tinggi dia bisa memicu kumpulan awan semakin banyak,” katanya.

Ia pun mengimbau warga khususnya yang tinggal di daerah bantaran sungai dan lereng agar tetap waspada.

“Karena itu kita minta warga yang tinggal di bantaran sungai dan lereng gunung agar selalu waspada, juga untuk warga yang tinggal di pesisir pantai,” katanya.

Baca juga: Kelompok Remaja Paling Banyak Terpapar Covid-19 di Kota Ambon

Sebelumnya, banjir dan longsor melanda empat kecamatan di Kota Ambon pada Sabtu (3/10/2020).

Sebanyak 120 rumah warga rusak akibat banjir dan longsor itu. Bencana itu juga merusak sejumlah fasilitas umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com