Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anak Berkebutuhan Khusus Itu Istimewa, Mereka Kunci Surga"

Kompas.com - 30/09/2020, 18:58 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kehidupan merupakan guru terbaik manusia yang tak bisa kita dapatkan dari pendidikan formal.

Memetik pengalaman pada kehidupan dengan bijak menjadikan kita manusia seutuhnya.

Kita bisa belajar dari pengalaman tentang cara berinteraksi secara sosial dan saling membantu dengan ketulusan hati.

Seperti yang dilakukan seorang ibu rumah tangga satu ini, Yulianti (38). Warga Tegalluar, Kecamatan Bojong Soang, Kabupaten Bandung, ini mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) di daerahnya sendiri.

Yuli memutuskan untuk menjadi sukarelawan guru ABK. Bahkan ia berinisiatif membangun sekolah ABK bernama "Dreamable" yang didirikan sejak tahun 2016.

Dreamable

Yuli mengisahkan, pendirian sekolah Dreamable ini berawal dari tidak tersedianya sekolah luar biasa (SLB) di Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Sementara jumlah anak berkebutuhan khusus masih banyak di lingkungannya.

Sebagai seorang pekerja sosial yang memiliki gambaran kondisi orangtua ABK di lingkungannya, Yuli memiliki keinginan untuk mengembangkan potensi anak-anak tersebut agar lebih mandiri.

Baca juga: Jeritan Hati Anak Berkebutuhan Khusus Saat Pandemi, Jalan Kaki ke Rumah Guru karena Rindu

Berbekal pengalaman hidupnya sebagai ibu yang memiliki seorang anak ABK, Yuli telah menjalani manis pahit kehidupan mendidik anak luar biasa yang kini sudah berubah menjadi anak mandiri.

Saat ini, anaknya telah lulus SMA dan Yuli ingin membagikan pengalamannya sebagai ibu ABK sekaligus mengedukasi ABK dari keluarga tak mampu di wilayah Tegalluar.

Pasalnya, banyak dari orangtua yang memiliki ABK tak menyekolahkan anaknya karena merasa tak yakin dengan kemampuan anaknya. Padahal apabila dilatih dengan sepenuh hati dan kesabaran, kata Yuli, anak ABK memiliki potensi.

Ia mencontohkan, anak pertamanya yang juga ABK itu bisa lulus dari sekolah dan saat ini bisa mengembangkan potensinya sendiri.

"Saya ingin menunjukkan kepada orangtua yang memiliki anak ABK bahwa anaknya punya potensi yang dikembangkan dan mereka pasti bisa," kata Yuli kepada Kompas.com, Rabu (30/9/2020).

Berangkat dari pengalaman itu, Yuli yang berlatar belakang pendidikan luar biasa (PLB) akhirnya memutuskan untuk mendirikan sekolah Dreamable.

Menurut Yuli, sekolah itu dibentuk dengan niat membantu dan mengembangkan ABK. Karenanya, para guru di sekolah tersebut murni merupakan relawan.

Kalau pun ada pemasukan, uang tersebut hanya bersifat sukarela dari orangtua yang nantinya masuk kas sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com