Salin Artikel

"Anak Berkebutuhan Khusus Itu Istimewa, Mereka Kunci Surga"

Memetik pengalaman pada kehidupan dengan bijak menjadikan kita manusia seutuhnya.

Kita bisa belajar dari pengalaman tentang cara berinteraksi secara sosial dan saling membantu dengan ketulusan hati.

Seperti yang dilakukan seorang ibu rumah tangga satu ini, Yulianti (38). Warga Tegalluar, Kecamatan Bojong Soang, Kabupaten Bandung, ini mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) di daerahnya sendiri.

Yuli memutuskan untuk menjadi sukarelawan guru ABK. Bahkan ia berinisiatif membangun sekolah ABK bernama "Dreamable" yang didirikan sejak tahun 2016.

Dreamable

Yuli mengisahkan, pendirian sekolah Dreamable ini berawal dari tidak tersedianya sekolah luar biasa (SLB) di Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Sementara jumlah anak berkebutuhan khusus masih banyak di lingkungannya.

Sebagai seorang pekerja sosial yang memiliki gambaran kondisi orangtua ABK di lingkungannya, Yuli memiliki keinginan untuk mengembangkan potensi anak-anak tersebut agar lebih mandiri.

Berbekal pengalaman hidupnya sebagai ibu yang memiliki seorang anak ABK, Yuli telah menjalani manis pahit kehidupan mendidik anak luar biasa yang kini sudah berubah menjadi anak mandiri.

Saat ini, anaknya telah lulus SMA dan Yuli ingin membagikan pengalamannya sebagai ibu ABK sekaligus mengedukasi ABK dari keluarga tak mampu di wilayah Tegalluar.

Pasalnya, banyak dari orangtua yang memiliki ABK tak menyekolahkan anaknya karena merasa tak yakin dengan kemampuan anaknya. Padahal apabila dilatih dengan sepenuh hati dan kesabaran, kata Yuli, anak ABK memiliki potensi.

Ia mencontohkan, anak pertamanya yang juga ABK itu bisa lulus dari sekolah dan saat ini bisa mengembangkan potensinya sendiri.

"Saya ingin menunjukkan kepada orangtua yang memiliki anak ABK bahwa anaknya punya potensi yang dikembangkan dan mereka pasti bisa," kata Yuli kepada Kompas.com, Rabu (30/9/2020).

Berangkat dari pengalaman itu, Yuli yang berlatar belakang pendidikan luar biasa (PLB) akhirnya memutuskan untuk mendirikan sekolah Dreamable.

Menurut Yuli, sekolah itu dibentuk dengan niat membantu dan mengembangkan ABK. Karenanya, para guru di sekolah tersebut murni merupakan relawan.

Kalau pun ada pemasukan, uang tersebut hanya bersifat sukarela dari orangtua yang nantinya masuk kas sekolah.

Bujuk orangtua

Kicau burung bersautan dengan gemerisik dedaunan pagi itu. Setelah membagi waktu dengan keluarganya, Yuli melangkahkan kaki dari rumah, berikhtiar mendatangi orangtua yang memiliki anak ABK.

Yuli membujuk para orangtua untuk menyekolahkan anak mereka sekolah Dreamable. Tentu ajakan itu didasari ketulusan hati untuk mengembangkan potensi anak ABK tanpa mengharapkan imbalan sedikit pun.

Akan tetapi, niat Yuli kerap mendapatkan penolakan dari orangtua siswa karena masih tidak yakin dengan masa depan anak mereka.

"Sempat ada penolakan dari ortu karena ortu ada yang judge anaknya sendiri dengan kondisi ABK. Jadi mereka sudah mempunyai pemikiran sendiri, padahal ABK punya potensi dan bisa diarahkan," ujar Yuli.

Berkali-kali ia yakinkan orangtua ABK untuk mempercayai anaknya itu bersekolah sampai akhirnya orangtua mempercayakan anaknya tersebut untuk mendapatkan pendidikan dan tuntunan dari Yuli.

"Dari tahun 2016 perjuangannya banyak sekali, selain penjaringan, pendekatan ortu yang berkebutuhan khusus karena tidak semua orangtua mengerti. Jadi harus beberapa kali diajak, dengan penjelasan yang maksimal, dan kita kasih pengertian. Orangtua awalnya antar anaknya sampai pulang hingga ortu bisa melepasnya bersekolah," jelas Yuli.

Mengajar di tengah Pandemi

Sampai saat ini sudah ada 53 siswa ABK yang dididik di sekolah Dreamble. Yuli pun kemudian mengajak rekan di tempat kerja sosial dan teman kuliahnya untuk menjadi relawan guru ABK.

"Saat ini sudah ada enam guru yang mengajari mereka, kami berbagi waktu mengajari mereka. Dan, semuanya relawan," kata Yuli.

Memang tak mudah mengajari anak ABK. Perlu perjuangan untuk menghadapi mereka. Namun dengan kesabaran, Yuli mengaku mampu memberikan pelajaran kepada siswanya.

"Kendala mengajar ABK banyak sekali karena mereka susah konsentrasi, IQ di bawah rata-rata, makanya kita harus sabar, telaten dan ingatkan terus dengan kesabaran kita. Insya Allah ada perkembangannya, mulai dari awalnya takut dengan orang banyak, sekarang bisa bergaul," kata wanita kelahiran 1982 ini.

Di tengah pandemi ini pun, proses belajar mengajar tak dilakukan secara daring. Yuli dan guru lain berbagi tugas untuk mengajari siswa dengan mendatanginya ke rumah masing-masing. Pola pengajaran itu dilakukan para guru sejak Maret 2020.

Sejak pagi hingga siang, Yuli tak lelah menjalani niat baiknya untuk memberikan pelajaran kepada siswanya. Berbekal modul, Yuli mendatangi rumah siswanya satu per satu.

"Di masa pandemi ini tak gunakan daring karena ABK mungkin harus dikunjungi langsung karena anaknya ataupun ortunya kurang mengerti bagaimana pembelajarannya," kata wanita lulusan Uninus ini.

"Makanya saya datangi murid dengan membawa modul untuk pembelajarannya dan secara langsung memberikan pelajaran. Kalau didatangi gurunya, anaknya semangat belajar, dalam satu minggu satu kali dikunjungi," tambah Yuli.

Yuli berpesan kepada para orangtua ABK agar tidak berkecil hati untuk mendidik anaknya. Kesabaran merupakan kunci. Baginya, ABK merupakan kunci orangtua menuju surga.

"Mereka anak istimewa, luar biasa memberikan keberkahan tersendiri dibanding dengan anak normal... Untuk itu, tingkatkan kesabaran, mereka ini kunci surga yang bakal menolong kita nantinya," ucap Yuli.

Dreamwork

Tak hanya mendirikan sekolah Dreamable, Yuli pun mendirikan komunitas Dreamwork, yang mewadahi para ABK pasca-sekolah agar siap terjun di dunia kerja.

Di Dreamwork sendiri, ABK mendapatkan bantuan fasilitas dari Pertamina. Nantinya komunitas ini akan mewadahi ABK untuk bekerja sekaligus mendapat pelatihan agar siap terjun ke dunia kerja.

Saat ini, Dreamwork hanya memberikan pelatihan di bidang jasa pencucian saja. Namun ke depan ia berupaya mengembangkannya ke bidang lain.

Para ABK usia di atas 18 tahun atau sudah lulus SMA atau sekolah Dreamable juga diberi pelatihan kerja agar bisa mandiri.

Komunitas Dreamwork yang diluncurkan pada tanggal 14 September 2020 ini akan memberikan pengalaman dan pengembangan ABK ke depannya.

Dalam hal pengembangan ini, Dreamwork difasilitasi PT Pertamina, mulai mobil antar jemput, sarana prasarana belajar, air bersih dan lainnya. Dreamwork juga diberi fasilitas alat terapi dan kelengkapan jasa cuci pakaian (binatu).

"Insya Allah tahun depan mau buka cabang di dekat Tegalluar," kata Yuli.

Selain kepada ABK, Yuli mengatakan, Dreamwork juga memberi perhatian pada peningkatan pendapatan orangtuanya yang tidak mampu.

"Kami juga bantu orangtua ABK yang tidak mampu, atau orangtuanya di PHK. Yang penting anak tak membebani orangtuanya," ucapnya.

CSR Pertamina

Beberapa waktu lalu, PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) III memberikan pelatihan pengembangan vokasional ABK pasca-sekolah yang diselenggarakan untuk para pengajar sekolah Dreamable di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Hal ini sebagai komitmen Pertamina dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, tak terkecuali ABK.

Materi pengajaran diberikan oleh dosen dari Pendidikan Luar Biasa Uninus, Emay Mastiani dan Lilis Suwandari.

Pertamina juga meresmikan program Dreamwork yang bekerja sama dengan Pemerintah Desa Lengkong, yakni Omah Terapi dan usaha binatu. Omah Terapi adalah tempat pelatihan guru agar bisa memberikan terapi kepada ABK.

Unit Manager Communication Relations & CSR MOR III Eko Kristiawan mengatakan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat ini merupakan salah satu pilar CSR Pertamina.

Ada pun pelatihan dan pendampingan untuk kegiatan berbasis masyarakat ini rutin dilakukan MOR III melalui Integrated Terminal Bandung Group, di wilayah Bandung Raya. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat lebih mandiri dan sejahtera.

Salah satu CSR Pertamina itu adalah dengan mendukung sekolah Dreamable yang merupakan pusat pendidikan ABK. Tujuan sekolah tersebut adalah untuk melatih anak-anak supaya bisa hidup mandiri dan bersosialisasi dengan masyarakat saat mereka sudah menginjak dewasa.

ABK memiliki keunikan yang berbeda dengan anak pada umumnya, sehingga beberapa orangtua kesulitan untuk mendidiknya.

“Melalui kegiatan CSR ini, Pertamina berharap bisa mencapai target program pembangunan berkelanjutan atau SDGs di mana salah satunya adalah pilar pembangunan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, anak-anak berkebutuhan khusus menjadi salah satu perhatian kami sebagai generasi Indonesia di masa depan,” ujar Eko.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/30/18582471/anak-berkebutuhan-khusus-itu-istimewa-mereka-kunci-surga

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke