Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Kata "Nyawiji", Deklarasi Kampanye Damai Pilkada Wonogiri Gagal

Kompas.com - 26/09/2020, 19:51 WIB
Muhlis Al Alawi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Deklarasi kampanye damai Pilkada Wonogiri yang semestinya diikrarkan dan ditandatangani seluruh pasangan calon gagal dilaksanakan di kantor KPU Wonogiri, Sabtu (26/9/2020).

Persoalan itu dipicu lantaran tidak adanya kesepakatan antara dua tim kampanye terkait penggunaan kata "nyawiji" (bersatu) yang akan dicetak dalam alat peraga kampanye masing-masing paslon.

Paslon nomor urut dua menilai, kata "nyawiji" sudah menjadi branding Joko Sutopo-Setyo Sukarno (JOSSS) sejak lama sehingga tidak etis bila ada paslon lain yang menggunakan slogan tersebut.

Sementara paslon nomor urut satu Hartanto-Joko Purnomo (Harjo) menyebut, kata "nyawiji" bisa digunakan siapa saja karena belum ada yang mempatenkannya.

Acara deklarasi yang semestinya mulai pukul 10.00 WIB itu pun gagal dilaksanakan karena masing-masing paslon dan tim kampanye bersikukuh dengan argumennya terkait penggunaan kata "nyawiji" di APK.

Baca juga: KPU Tetapkan Jekek-Setyo dan Hartanto-Joko Peserta Pilkada Wonogiri 2020

 

Padahal KPU Wonogiri sudah menyiapkan rangkaian acara deklarasi dengan menabuh kendang hingga penandatanganan kesepakatan kampanye damai.

Karena tak ada titik temu, Ketua KPU Toto Sihsetyo Adi akhirnya menutup acara itu dengan doa bersama dan menyatakan kampanye Pilkada Wonogiri sudah dimulai hari ini hingga 5 Desember 2020.

Ketua Tim Kampanye paslon nomor urut 2, JOSSS, Sriyono mengatakan, kata "nyawiji" merupakan branding yang sudah dibangun lama oleh Joko Sutopo (Jekek).

Setahu dia, slogan paslon Harjo awalnya adalah Ngabekti Wonogiri Mukti. Tetapi justru sekarang muncul kata-kata "Nyawiji Milih Nomor Siji".

“Kekhawatiran kami karena saat ini fase menanamkan pilihan kepada warga. Sehingga bisa terjadi kerancuan di publik karena kata 'nyawiji' sudah menjadi branding paslon JOSSS,” kata Sriyono.

Menurut Sriyono, kata "nyawiji" sudah melekat pada Jekek dan muncul melalui pemikiran yang panjang.

Semestinya, kata dia, bila bicara politik, paslon lain harus menggunakan etika yang harus dijaga bersama.

“Apalagi hari ini berangkat dari pemilu yang damai. Dalam konteks ini hati kami tidak damai karena ada upaya dari paslon lain yang mengambil tagline JOSSS, yakni kata 'nyawiji',” ungkap Sriyono.

Sriyono mengatakan, KPU sudah memfasilitasi dengan menghadirkan paslon dan tim kampanye. Namun gagal mencapai kesepakatan.

Ia menambahkan, bila tidak ada kesepakatan, maka masalah itu akan masuk ranah sengketa di Bawaslu setelah ada keputusan dari KPU Wonogiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com