Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Kata "Nyawiji", Deklarasi Kampanye Damai Pilkada Wonogiri Gagal

Kompas.com - 26/09/2020, 19:51 WIB
Muhlis Al Alawi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sementara itu, calon bupati dari paslon JOSSS, Joko Sutopo mengatakan, kata "nyawiji" terdapat dalam visi dan misinya sebagai calon kepala daerah. Dengan demikian, kata Joko, "nyawiji" sudah menjadi simbol paslon JOSSS.

Baca juga: 2 Bakal Paslon Pilkada Wonogiri Telah Lengkapi Berkas Perbaikan

Kata-kata itu muncul dengan pengkajian dan perenungan yang sudah dilakukan jauh hari sebelum tahapan pilkada digelar hingga menjadi penanda atau identitas paslon JOSSS,” kata Jekek.

Terkait kata nyawiji belum dipatenkan siapa pun, Jekek mengatakan, dari ratusan paslon yang bertarung di pilkada serentak, ia yakin tidak ada satu pun yang memiliki slogan yang sama.

Pasalnya mereka mengetahui etika berpolitik sehingga saling menghargai antar-paslon.

Tidak sama

Sementara itu, calon wakil bupati dari paslon Harjo, Joko Purnomo mengatakan, slogan "nyawiji" yang digunakannya berbeda dengan paslon JOSSS.

Ia meminta tagline yang diperdebatkan itu tidak dilihat dari kata per kata, tetapi harus satu rangkaian kalimat.

“Tidak ada yang sama. Tagline kami satu kalimat rangkaian. Nanti kalau ada kata-kata dan dipersoalkan bagaimana,” ungkap Joko.

Ia mengatakan, sebenarnya tinggal KPU yang memutuskan lantaran lembaga ini memiliki parameter obyektif yang diatur dalam undang-undang dan peraturan lainnya.

Untuk itu, paslon Harjo tetap menggunakan kata-kata "nyawiji" karena slogan itu sudah disodorkan ke KPU untuk materi pembuatan APK dan tidak ada penolakan dari KPU.

“Apakah nanti KPU mau berembuk lagi silakan. Tapi menurut saya tidak ada yang perlu didiskusikan. Tinggal KPU yang memutuskan, selesai. Nanti kalau orang berebut tentang kata, tidak akan selesai,” jelas Joko.

Baca juga: Mantan Perwira Polisi dan Eks Anggota KPU Optimistis Raih 60 Persen Suara di Pilkada Wonogiri

Joko mengungkapkan, slogan yang diangkat Harjo merupakan filosofi orang Jawa, yakni saeyek seekokapti nyawiji milih nomer siji. Artinya yang dipikirkan, yang diucapkan, dan yang dilakukan, harus menjadi satu.

Menyoal kata "nyawiji" sudah dipakai paslon JOSSS dahulu, Joko mengungkapkan tidak ada hak paten untuk istilah itu.

Paslon JOSSS menggunakan slogan "Go Nyawiji Bersama Jekek", sementara paslon Harjo menggunakan tagline "Nyawiji Seeoko Kapti".

Menurut Joko, masalah itu muncul sebagai akibat dari perbedaan pemahaman tentang slogan "nyawiji". Ia yakin persoalan itu akan selesai dan ada titik temu.

Tanggapan KPU

Ketua KPU Wonogiri Toto Sihsetyo Adi, ketika dikonfirmasi terkait gagalnya deklarasi kampanye damai, menyatakan secara umum acara tersebut sudah ditutup dengan doa dan menyatakan masa kampanye sudah dimulai dari hari ini hingga 5 Desember 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com