Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2020, 10:17 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang menggandeng komunitas pencinta hewan untuk menertibkan atraksi topeng monyet.

Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto menjelaskan, atraksi topeng monyet sejatinya telah dilarang oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang karena diduga sering terjadi penyiksaan terhadap monyet.

Selain itu, atraksi itu mengganggu ketertiban dan melanggar Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang PGOT.

Baca juga: Satpol PP Kota Semarang Minta Warga Lapor Bila Ada Atraksi Topeng Monyet

"Kemarin waktu kita tanya dia (pawang) mengaku kerja freelance, tapi kadang tukaran monyetnya sama pawang lain. Jadi mereka saling berinteraksi. Monyet diberi nama. Si monyet tahu kalau diajak ngamen sama pawangnya, kan ada talinya. Kalau dia enggak nurut ditarik lehernya," ucapnya, Jumat (25/9/2020).

Monyet akan diserahkan ke kebun binatang

Fajar mengatakan, pihaknya sudah sering menggelar operasi yustisi. Terakhir, sepekan lalu pihaknya mengamankan seorang pawang beserta monyetnya di daerah Kampung Kali.

Saat itu pawang tersebut telah diberi peringatan dengan membuat pernyataan tertulis untuk tidak mengulangi perbuatannya.

"Kami beri peringatan tertulis agar tidak mengulangi lagi perbuatannya. Namun, bila nekat mengulangi perbuatannya, monyetnya langsung kita serahkan ke kebun binatang," ujarnya.

Baca juga: RuangGuru: Masuk PTN Makin Sulit, Perlu Ketekunan dan Kerja Keras

Selain itu, Fajar meminta warga masyarakat untuk melaporkan ke Satpol PP jika menemukan atraksi topeng monyet.

"Kalau ada topeng monyet bisa kontak ke kami, pasti akan langsung kami tertibkan," ujar Fajar saat dihubungi, Jumat (25/9/2020).

(Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Dony Aprian)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com