Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Masak Beras Bansos Bercampur Biji Plastik di Cianjur

Kompas.com - 21/09/2020, 19:47 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dikejutkan dengan temuan biji plastik pada beras bantuan pangan non tunai (BPNT).

Hal tersebut seperti dialami sejumlah keluarga penerima manfaat (KPM) di Kampung Margaluyu, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur.

Salah seorang warga, Titin (55) menuturkan, ia menemukan biji plastik saat hendak mengonsumsi beras yang sudah ditanaknya itu.

“Bentuknya bulat dan keras, warna putih. Saya kira mute ternyata bukan, katanya itu biji plastik,” kata Titin, Senin (21/9/2020).

Baca juga: Setelah Klaster Keluarga, Penularan Covid-19 Merambah ke Klaster Perkantoran

Penasaran, Titin pun lantas mengecek sisa beras yang masih ada di dalam karung.

“Ternyata ada beberapa lagi yang seperti ini (biji plastik),” ujar dia.

Kendati sudah ditanak, ia mengaku butiran plastik tersebut belum sempat termakan.

“Tapi, tidak tahu kalau si kecil mah. Soalnya saya sudah tiga kali masak beras ini,” ucapnya.

Baca juga: Kronologi Ditemukannya Biji Plastik pada Beras Bansos di Cianjur

Sementara itu, Ketua RT 02 Kampung Margaluyu, Alimudin menerangkan, biji plastik yang tercampur dalam beras bantuan pemerintah itu berbentuk bulat pipih dan ukurannya lebih besar dari bulir beras.

“Saya lihat berbeda (bentuk biji plastik dengan beras), yang pertama melapor itu warga dari RT 02 ini,” ucap Ali.

Di lingkungannya, ada dua kepala keluarga atau KPM yang menemukan biji plastik di dalam beras bansos tersebut.

Dikatakan Ali, dari satu karung beras terdapat 10-20 biji plastik.

“Kemungkinan sudah ada yang dimasak oleh warga, Kekhawatiran kita ya takut ada yang sudah mengonsumsinya," ujar dia.

Baca juga: Beras Bansos Bercampur Biji Plastik, Ini Kata Bupati Cianjur

Karena itu, pihaknya berharap kejadian ini menjadi yang pertama dan terakhir, serta berharap para pihak yang terlibat dalam pendistribusian bantuan ini bisa lebih berhati-hati ke depannya.

“Agar bisa lebih apik lagi sebelum dibagikan ke masyarakat," kata Ali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com