Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2020, 09:55 WIB
Bagus Supriadi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Sebuah video Bupati Jember Faida yang menyebutkan, butuh uang miliaran rupiah untuk mendapatkan rekomendasi dari partai politik untuk maju di Pilkada Serentak 2020, viral di aplikasi pesan instan WhatsApp

"Kalau dalam pilkada itu mencari rekomendasi saja perlu uang bermiliar-miliar, sementara gaji bupati semua orang tau, rata-rata Rp 6 juta, kalau ada insentif dan lain-lainnya," kata Faida dikutip dari video tersebut.

Faida mengatakan, biaya yang sebesar itu membuat seorang kepala daerah sulit menjadi pemimpin yang tegak lurus.

"Dengan biaya puluhan miliar, saya pastikan sulit untuk menjadi pemimpin yang tegak lurus, apabila mengawali pencalonan pilkada dengan cara yang kurang terhormat, membeli kesempatan,” kata Faida.

Pernyataan itu disampaikan Faida saat menjadi pembicara dalam kegiatan webinar yang digelar lembaga riset sosial politik Cakra Wikara Indonesia pada 25 Agustus 2020.

Baca juga: Maju lewat Jalur Independen, Bupati Jember Diarak Pendukung Menuju KPU


 

Diskusi publik tersebut bertema perempuan sebagai kepala daerah: Pola kepemimpinan dan kebijakan.

Pembicara lain dalam webinar itu adalah Bupati Karawang Cellica Nurraachdiana dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko serta Dosen FISIP UI Nur Iman Subono. 

Saat dikonfirmasi, Faida mengaku tak berniat menyinggung siapapun dengan pernyataan itu.

“Saya menyampaikan itu tidak untuk menyinggung siapa-siapa, tapi sebagai pengalaman pribadi,” Kata Faida usai pendaftaran calon kepala daerah di KPU Jember, Minggu (6/9/2020).

Menurutnya, pernyataan itu merupakan pengalaman dan pandangan pribadi untuk berjuang menjadi pemimpin yang tegak lurus.

“Itu murni pandangan pribadi saya, orang boleh menyetujui dan boleh mengkritisi,” tutur dia.

Respon keras partai politik

Pernyataan Faida mendapatkan respons keras dari partai politik di Jember. Sebab, Faida diusung sejumlah partai politik saat maju di Pilkada 2015.

Faida yang saat itu didampingi Abdul Muqit Arief diusung PDI-Perjuangan, Nasdem, dan Hanura.

“Tahun 2015 lalu, Faida datang ke kantor untuk mendaftar sebagai calon bupati,” kata Tabroni, mantan Ketua DPC PDI Perjuangan yang mengusung Faida-Muqiet pada Pilkada 2015, di DPC PDI-P Jember, Minggu malam.

Saat itu, PDI-P menerima pendaftaran Faida yang berpasangan dengan Muqit. Ia mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di DPD PDI-P Jawa Timur dan DPP PDI-P.

Baca juga: Mulai Besok, Seluruh Kabupaten dan Kota di Banten Terapkan PSBB

“Dalam proses tersebut tidak ada uang satu rupiah pun yang dikeluarkan Faida agar rekomendasi turun pada dia,” tegas Tabroni.

Tabroni menilai, Faida melakukan kebohongan publik. Sebab, saat mendapatkan rekomendasi, Faida menyatakan langsung dalam kegiatan Rakercabsus PDI-P bahwa tidak ada mahar.

“Kalau dia mengatakan butuh uang bermiliaran, kami PDI-P pada tahun 2015 mengeluarkan rekomendasi tanpa ada mahar satu rupiah pun,” jelas anggota DPRD ini.

Menurut Tabroni, anggota DPRD di Jember dan Jawa Timur justru memberi bantuan dana untuk mendukung kampanye Faida.

 

Bahkan, DPP PDI-P juga memberikan dana kepada DPC PDI-P Jember untuk memenangkan pasangan Faida-Muqit.

Tabroni menilai pernyataan Faida tidak sesuai dengan kenyataan. Untuk itu, dia meminta tuduhan tersebut dibuktikan.

“Tunjukkan pada kami, kepada siapa dia mengeluarkan uang,” tegas dia.

Baca juga: Kronologi PKL di Malioboro Positif Covid-19, Awalnya Mengeluh Demam dan Lemas

Ketua DPD Nasdem Jember Marzuki juga menyampaikan hal serupa. Ia menegaskan, pernyataan Faida yang mengeluarkan uang untuk mendapatkan rekomendasi tak benar.

Faida, kata dia, juga pernah menyatakan tak ada mahar dalam pencalonnya pada 2015.

“2015 di pernyataan Faida ada, Nasdem sama PDIP tanpa mahar,” kata Marzuki di KPU Jember, Jumat (4/9/2020).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com