Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Suka Mabuk, Mantan Preman Kini Dirikan Gubuk Baca agar Tak Ada Anak Putus Sekolah

Kompas.com - 31/08/2020, 15:33 WIB
Andi Hartik,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

 

“Setelah kita berpartisipasi dengan belajar seperti ini, lalu kedatangan mahasiswa, mereka termotivasi untuk sekolah lanjutan. Orangtuanya secara tidak langsung juga mulai sadar edukasi,” katanya.

Saat ini sudah ada sekitar 30 warga di kampung tersebut yang kuliah di berbagai perguruan tinggi. Anak kampung tidak lagi berhenti setelah tamat SD.

Kusnadi berharap akan lebih banyak lagi generasi di kampungnya yang berpendidikan tinggi.

“Biar kita yang tua-tua ini pendidikannya rendah. Yang penting adikku, anakku, generasi setelahku bisa sampai pada jenjang pendidikan yang tinggi biar mereka tidak kuper (kurang pergaulan), punya pengalaman luas, punya pendidikan yang lebih baik dan karir yang lebih baik juga,” katanya.

Kusnadi memiliki keyakinan, solusi untuk memecah kemiskinan adalah dengan pendidikan.

Berkaca dari pengalamannya yang hanya lulusan SMP, dia kerap ditolak saat mengajukan lamaran pekerjaan hingga akhirnya bekerja serabutan.

Otodidak

Kusnadi mengajarkan tari dan lukis kepada anak-anak di  Gubuk Baca. Ilmu itu dia pelajari secara otodidak.

Untuk pelajaran formal, Kusnadi menyerahkannya kepada para pendamping.

“Saya awalnya terpaksa karena anak-anak di sini mau ke sanggar banyak yang tidak punya uang. Jadi mau tidak mau saya harus bisa nari. Harus bisa apapun supaya mereka minta apapun bisa saya turuti. Saya tidak bisa gambar, saya belajar, setelah saya bisa anak-anak tidak usah kemana-mana. Saya lesi saja,” katanya.

Sampah rumah sebagai penopang

Belum lama ini, Kusnadi terpikir memanfaatkan sampah untuk menopang biaya operasional Gubuk Baca.

Anak-anak diminta mengumpulkan sampah yang ada di rumah mereka dan membawanya ke Gubuk Baca saat akan belajar di hari Minggu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com