Pelayanan puskesmas yang dinilai buruk
Tanpa pikir panjang, pihak keluarga membawanya ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan dan tindakan medis.
Sayangnya, setibanya di puskesmas, pihak keluarga justru mendapati respons dan sikap perawat yang tidak sesuai harapan.
"Salam pertama enggak dijawab meski ada orang di dalam, salam kedua masih enggak dijawab, terlihat ada yang makan, ada yang main HP. Salam ketiga, keempat dan kelima ada perawat yang tanya," tulis akun @AllayyaBie.
Kemudian, oleh perawat yang menanyakan keperluannya tersebut, keluarga diarahkan agar menuju ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Purwosari.
Saat di IGD, pihak keluarga tidak menjumpai orang atau petugas medis sama sekali.
Di tengah kepanikan yang mereka alami, tiba-tiba muncul petugas medis dan melakukan pemeriksaan suhu badan sambil menanyakan keluhan si bayi.
Mirisnya, usai memeriksa bayi, petugas medis justru menyarankan untuk dibawa pulang karena dianggap kondisi RSV masih normal dan resep obat dari bidan yang diminum belum bereaksi.
"Pulang dulu ya bu, balik lagi kalau matanya cekung, bibirnya biru dan mencret 7 kali lagi," tulis @AllayyaBie menirukan ucapan petugas medis Puskesmas Purwosari.
Dengan menahan rasa kecewa, pihak keluarga langsung bergegas membawa RSV kembali pulang sambil menangis karena tidak mendapatkan pertolongan medis sesuai yang diharapkan.
Pembuluh darah pecah
Tak tega melihat kondisi keponakannya yang terus melemah, malam itu juga sekitar pukul 22.00 WIB, sang pemilik akun bersama kakaknya membawa bayi itu ke RS PKU Muhammadiyah agar mendapatkan pertolongan medis.
Tiba di RS PKU Muhammadiyah, bayi tersebut langsung mendapatkan tindakan medis dari dokter jaga dan dipasang cairan infus.
Pihak keluarga pun menangis saat mendapatkan penjelasan dan informasi dari dokter tentang kondisi RSV yang sudah kritis.
"Mbak, kalau matanya udah cekung gini udah bahaya," kata dokter, seperti ditulis @AllayyaBie.
Setelah mendapatkan tindakan medis dari dokter di RS PKU Muhammadiyah, kondisi RSV terlihat mulai membaik dan tersisa diare yang masih belum reda.
Namun, keesokan harinya, pada Senin (24/8/2020) pagi, kondisi bayi memburuk. Napasnya mulai sesak dan harus dibantu pakai oksigen.