Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seputar Aksi Tolak Omnibus Law, Nyaris Bentrok di UIN Sunan Kalijaga hingga Kantor Ganjar "Disita"

Kompas.com - 15/08/2020, 06:10 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Rancangan Undang-undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) di Kota Yogyakarta sempat diwarnai kericuhan, Jumat (14/8/2020).

Peristiwa tersebut terjadi saat massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak menggelar orasi di pertigaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Jalan Adisucipto, Yogyakarta, sekitar pukul 19.30 WIB.

Saat itu, massa didatangi sekelompok orang dengan membawa kayu yang diduga ingin membubarkan aksi tersebut.

Baca juga: Tolak RUU Cipta Kerja, Buruh Gelar Demonstrasi di DPR 14 Agustus

"Mungkin warga melihat sudah malam, seharusnya massa aksi juga memperhatikan melihat kepentingan umum juga. Di sini satu sisi ada kepentingan umum masyarakat yang harus menggunakan jalur lalu lintasnya," ujar Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto saat ditemui di lokasi, Jumat (13/08/2020).

Namun, aparat berhasil mencegah bentrokan. Massa demonstran pun akhirnya bergeser ke Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) dan membubarkan diri.

"Semua bisa kita lerai, bisa menahan diri. Intinya semua berjalan dengan lancar. Situasi saat ini kondusif dan aman," tegasnya.

Baca juga: Aksi Tolak Omnibus Law di Yogyakarta Berlangsung hingga Malam Hari, Demonstran Bakar Ban

 

Bakar ban dan blokir jalan

Aksi demonstrasi tersebut awalnya berkumpul di pertugaan Gejayan pada pukul 15.30 WIB.

Saat itu massa menggelar orasi, lalu melakukan longmarch ke pertigaan UIN Sunan Kalijaga.

"Kawan-kawan, buat lingkaran besar, kita akan melajutkan aksi sampai malam," ucap salah satu orator menggunakan pengeras suara di Simpang Tiga UIN Sunan Kalijaga, Jumat (18/8/2020).

Dari pantauan Kompas.com, massa menggelar orasi dan bakar ban bekas. Polisi terpaksa mengalihkan arus lalu lintas di sekitar lokasi demonstrasi.

Baca juga: Tolak Omnibus Law, Aliansi Rakyat Bergerak Kembali Gelar Aksi di Simpang Tiga Gejayan

 

Gelar spanduk raksasa di Semarang

Aksi bentang spanduk raksasa para demonstran di deoan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jumat (14/8/2020).KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Aksi bentang spanduk raksasa para demonstran di deoan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jumat (14/8/2020).

Sementara itu, aksi serupa juga terjadi di Jalan Pahlawan Semarang, Jawa Tengah.

Massa yang tergabung dengan Geram Aliansi Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) menggelar spanduk raksasa berukuran 30x3 meter di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Spanduk tersebut bertuliskan "Atasi Virus Cabut Omnibus".

Selain itu, di pintu gerbang kantor Ganjar, massa memasang spanduk berwarna putih dengan tulisan "Gedung Ini Disita Rakyat".

 

Baca juga: Demonstran Bentangkan Spanduk Raksasa di Depan Kantor Ganjar

Menurut Koordinator Geram Karmanto, aksi tersebut dilakukan serentak di beberapa daerah di Indonesia.

"Pada hari ini bukan hanya di Jateng saja, tapi aksi mogok nasional yang dilakukan elemen dari semua elemen masyarakat," jelas Karmanto kepada awak media, Jumat (14/8/2020).

Menurutnya, pemerintah harus segera mengakhiri pembahasan omnibus law yang dinilai merugikan masyarakat terutama kaum pekerja.

"Oleh karena itu kami meminta kepada Pemprov Jateng untuk segera menyampaikan aspirasi kami. Agar pemerintah pusat segera mengakhiri pembahasan omnibus law. Kami ingin pemerintah fokus tangani Covid-19," ungkapnya.

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma, Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com