Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Surati Ganjar, Pemkab Blora Bantu Bocah Disabilitas untuk Bersekolah dan Sembuh

Kompas.com - 12/08/2020, 20:18 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Kisah viral gadis penyandang disabilitas, Alenda Primavea Dewi (11) atau Vea, yang tidak bisa melanjutkan studi ke pendidikan formal setelah ditolak sejumlah sekolah dasar (SD) sampai ke telinga pemerintah.

Wakil Bupati Blora Arief Rohman pun mengunjungi rumah kontrakan orangtua Vea di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Arief datang bersama Dinsos Blora, Baznas dan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Dr. Soeharso Surakarta.

Baca juga: Ditolak Masuk SD, Bocah Disabilitas Ini Tulis Surat Menyentuh untuk Ganjar

Vea adalah anak ketiga putri pasangan Gimin dan Adin Puji Utami.

Bapaknya, Gimin, bekerja sebagai buruh bangunan dan selama empat tahun ini tinggal mengontrak.

"Kemarin kami bersama-sama menjenguk dik Vea dan orangtuanya untuk memberikan suntikan semangat dan dukungan. Berkomunikasi dari hati ke hati serta mengecek kondisi kesehatannya," kata Wabup Blora, Arief Rohman saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Rabu (12/8/2020).

Menurut Arief, Vea yang berkemauan tinggi untuk bersekolah itu langsung diperiksa oleh ahli terapi dari BBRSPDF Prof. Dr. Soeharso Surakarta yang digandeng Pemkab Blora. 

Baca juga: Bocah Disabilitas Ditolak Masuk SD, Ganjar Angkat Bicara

Dengan didampingi orangtuanya, Vea dilatih meluruskan kaki dan mengangkat badannya sendiri oleh ahli terapi.

Vea juga dilatih duduk dari posisi tiduran secara benar untuk melatih kekuatan tangan dan kakinya.

 

Alenda Primavea Dewi (11) di rumah kontrakan orang tuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.DOKUMEN KELUARGA VEA Alenda Primavea Dewi (11) di rumah kontrakan orang tuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, Arief juga menyerahkan bantuan sembako dan dana sosial kepada orangtua Vea.

Arief pun memastikan pengobatan Vea akan dikawal bersama sehingga kemampuannya untuk berdiri hingga berjalan bisa terwujud dan tentunya harus melalui beberapa tahap terapi pengobatan.

"Kami akan kawal bersama agar dik Vea bisa lebih baik lagi. Komunikasi dik Vea lancar kok, bisa membaca dan menulis," terang Arief.

Dijelaskan Arief, saat dicek ahli terapi dari BBRSPDF Prof. Dr. Soeharso Surakarta, ternyata kaki kanan Vea masih bisa diluruskan.

Baca juga: Nestapa Penyandang Disabilitas yang Tak Terima Bantuan Pemerintah, Hidup dari Belas Kasih Tetangga

Sementara kaki kiri Vea kaku karena sudah bertahun-tahun dalam posisi tertekuk, sehingga dibutuhkan berkali-kali pelatihan dan alat bantu agar bisa normal kembali.

"Kemarin dicek dan diukur untuk dibuatkan alat bantu. Sekaligus melatih orang tuanya agar setiap hari bisa melatih dik Vea bergerak dengan benar. Seperti melatih meluruskan kaki dan mengangkat badan yang benar," kata Arief.

Pemkab Blora hanya tinggal menunggu keputusan hasil pemeriksaan BBRSPDF Surakarta terlebih dahulu.

Jika cukup dengan terapi maka akan difasilitasi proses terapinya di rumah sakit secara rutin.

Namun jika butuh operasi medis, maka Pemkab Blora juga tak akan segan untuk campur tangan.

Baca juga: Erick Thohir Buka Peluang Penyandang Disabilitas Kerja di BUMN

Saat ini Pemkab Blora masih berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blora untuk mengupayakan Vea bisa bersekolah.

"Kami mohon doanya semoga dik Vea segera membaik dan bisa bersekolah. Kami akan koordinasikan dengan dinas pendidikan supaya Vea bisa bersekolah. Alhamdulillah yang bersangkutan sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)," kata Arief.

 

Upayakan Kesembuhan Vea

Kepala Seksi BBRSPDF Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Rina Setyawati, menyampaikan, di usia Vea yang masih belia sangat mendukung untuk proses penyembuhan kakinya.

Meski demikian membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk kembali normal. Secara medis, kekuatan otot kaki Vea normal.

Hanya saja kondisi kakinya kaku akibat kebiasaan duduk yang posisinya tak berubah.

"Untung masih bisa diluruskan. Alat bantu kaki akan kami berikan untuk membantu reposisi tulang kaki kanan demi mencegah kontraktur dan jangan sampai kakinya kaku lagi dan  kaki kiri Vea kontrakturnya tinggi sehingga harus berkonsultasi dengan dokter ortopedi," kata Rina.

Baca juga: Viral Video Pria Penyandang Disabilitas Jatuh dari Kursi Rodanya Saat Unjuk Rasa, Bagaimana Cerita Sebenarnya?

Rina pun meminta kepada keluarga Vea untuk terus memberikan motivasi kepada Vea untuk berlatih gerakan sesuai instruksinya.

Selain itu ahli terapi dari BBRSPDF Prof. Dr. Soeharso Surakarta akan kembali memastikan perkembangannya.

"Orangtua Vea sudah kami minta untuk mendampingi Vea latihan secara general. Kami sudah mengajarinya secara perlahan. Dua bulan sekali kami akan cek kondisi Vea dan kami akan berkoordinasi dengan Pemkab Blora," ujar Rina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com