Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tiara, Anak Buruh Bangunan yang Diterima UGM Tanpa Tes

Kompas.com - 10/08/2020, 19:34 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Terlahir dari keluarga miskin, tidak membuat Tiara Yosianti Solekhah (17) patah arang meraih mimpinya dalam menempuh pendidikan.

Tiara merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Mujiono (55) dan Sumiyati (61).

Dia tinggal dalam sebuah rumah sederhana peninggalan sang kakek yang berada di Klitren, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

Baca juga: Ingin Kuliah UGM? Berikut Cara Daftar Seleksi Mandiri 2020

Di rumah berukuran 70 meter persegi itu, tinggal pula dua keluarga lainnya yang merupakan saudara ayah Tiara.

Sang ayah yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sebagai buruh bangunan.

Ayahnya hanya mendapatkan penghasilan ketika ada proyek.

"Ayah kerja jadi buruh bangunan yang kerjanya tergantung proyek. Jadi kalau ada proyek ya baru kerja," ujar Tiara Yosianti Solekhah (17) dalam keterangan Humas UGM, Senin (10/08/2020).

Baca juga: Cornelis Lay di Mata Pengajar UGM: Senior Egaliter yang Tak Pernah Merasa Final

Sebagai buruh bangunan penghasilan ayahnya tidak menentu. Jika ada proyek, penghasilannya sekitar Rp 550 ribu per bulan.

Pendapatan tersebut masih jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga kecilnya.

 

Kondisi keluarganya kian berat karena sang kakak mengidap gangguan jiwa sejak 10 tahun terakhir.

"Sering merasakan berat, terutama saat ayah tidak bekerja dan kakak 'kumat' sehingga kondisi di rumah tidak karuan. Sedih dan akhirnya jadi tidak bisa konsentrasi belajar maupun beraktifitas," urainya.

Tiara paham betul dengan kondisi keluarganya.

Dia juga mengerti mengenai perjuangan keras sang ayah yang membanting tulang untuk menafkahi keluarganya tidaklah mudah.

Baca juga: Pakar UGM: Ini Kendala Utama Pembelajaran Daring di DIY

Ketika sedang berada di titik terendah, Tiara hanya bisa memasrahkan hidup pada Sang Pencipta.

Dia yakin Tuhan tidak pernah mengabaikan umatnya yang terus berusaha. Di setiap kesulitan yang muncul pasti akan ada jalan keluar.

"Sesungguhnya di setiap kesulitan itu ada kemudahan, surah Al Insyirah ayat 6. Itu yang selalu saya jadikan pegangan untuk selalu mengingat Allah dan tidak pernah putus asa," ungkapnya.

Tiara memang anak yang berprestasi. Sejak SD hingga SMA Tiara selalu masuk peringkat 3 besar di kelasnya.

Selain berprestasi di kelas, dia juga pernah menjuarai beberapa kompetisi saat SMA seperti juara 1 OSN Ekonomi tingkat Kota dan juara 2 lomba Flag Football tingkat provinsi.

Meski hidup dalam kondisi penuh keterbatasan, Tiara terus berjuang untuk menggapai impiannya bisa kuliah dan menjadi sarjana.

Baca juga: Tim Mobil Listrik Arjuna UGM Borong 4 Penghargaan di Kompetisi International

Menurut alumnus SMA 8 Yogyakarta ini, menuntut ilmu hingga perguruan tinggi sangat penting. Sebab menjadi bekal masa depan mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

"Saya memang sejak kecil ingin besok bisa sekolah sampai perguruan tinggi," ungkapnya.

 

Namun demikian, keinginanya itu tidak secara terang-terangan diungkapkan kepada orang tua. Sebab, Tiara melihat kondisi ekonomi keluarga yang serba terbatas.

Usai lulus dari SMA, Tira mencoba untuk memberanikan diri menyampaikan impiannya kepada orangtuanya.

Meski kondisi ekonomi yang pas-pasan, mendengar keinginan tersebut, orangtua Tiara memberikan dukungan dan akan mengupayakan biaya sebisa mungkin.

Baca juga: Tracing Alumni Asal Kamboja, UGM Temukan 3 Orang Positif Covid-19

"Bilang kalau pengen kuliah di UGM. Sempat bimbang juga orang tua, tetapi akhirnya mendukung dan akan mengupayakan biaya biasanya," tuturnya.

Rupanya hasil tak pernah mengkhianati usaha. Kesabaran dan ketekunannya dalam belajar selama ini membuahkan hasil manis.

Tiara diterima kuliah di Jurusan Statistik FMIPA UGM tanpa tes. Tak hanya itu Tiara juga dibebaskan biaya kuliah hingga usai.

Tiara sangat bersyukur apa yang telah dicita-citakannya sejak lama akhirnya terwujud.

Baca juga: Epidemiolog UGM : Jenazah Penderita Covid-19 Tidak Perlu Dibakar

Dia pun berjanji pada dirinya sendiri untuk terus tekun belajar agar bisa lulus tepat waktu.

Setelah lulus nantinya dia berharap bisa segera mendapatkan pekerjaan dan bisa membahagiakan orang tuanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com