Misteri Tengkorak Berambut Panjang di Lokasi Kebakaran Hutan Baluran...

KOMPAS.com- Kawasan Taman Nasional Baluran mengalami kebakaran pada Kamis (6/8/2020).

Rupanya, kebakaran pada lahan seluas 15 hektar itu menyisakan teka-teki usai ditemukannya sosok kerangka manusia di lokasi tersebut.

Hingga saat ini polisi masih menyelidiki identitas dan penyebab kematian kerangka manusia itu.

Baca juga: 5 Penemuan Kerangka Manusia yang Gegerkan Warga, Kerangka Satu Keluarga hingga Ditemukan di Septic Tank Mertua

Berambut panjang

Kompas.com/Dokumentasi Polsek Banyuputih Polisi saat mengamankan penemuan tengkorak di hutan baluran yang terbakar di Situbondo

Sebab, pada tengkorak kepalanya, terdapat rambut panjang.

Meski demikian, polisi masih enggan berspekulasi sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Secara genetik belum bisa menentukan karena harus ada pemeriksaan," kata Heru.

Baca juga: Warga Temukan Kerangka Manusia di Lokasi Kebakaran Hutan Baluran

Shutterstock Ilustrasi api

Tak terlihat ketika pemadaman

Heru menjelaskan, saat api membakar lahan hutan Taman Nasional Baluran, sejumlah tim diterjunkan untuk pemadaman.

Lima armada pun turut disiagakan mulai dari kendaraan tangki besar hingga pemadam jet shooter.

Anehnya, ketika pemadaman berlangsung, tim tak melihat adanya manusia atau kerangka.

"Kemarin saat kami lakukan pemadaman, tengkorak itu tidak terlihat," ujar Heru.

Baru pada Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB, relawan penjaga lalu lintas menemukan kerangka itu.

Kerangka itu ditemukan di bekas kebakaran hutan, tepat berada di pinggir jalan.

Baca juga: Kronologi Penemuan Kerangka Manusia di Hutan Baluran, Polisi: Saat Pemadaman Tidak Terlihat

Dibawa ke RS Asembagus

Thinkstock Ilustrasi Tengkorak Manusia.

Kerangka berambut panjang itu dibawa ke Rumah Sakit Asembagus untuk diteliti.

Polisi pun mengumunkan agar warga sekitar melaporkan jika merasa kehilangan anggota keluarganya.

"Biodata belum bisa, saya bawa ke forensik untuk identifikasi dulu," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Kontributor Jember, Bagus Supriadi | Editor: Dheri Agriesta)