KOMPAS.com - Jonathan (13) siswa kelas VII SMP 42 Bandar Lampiung harus berjualan pempek agar bisa membeli kuota internet untuk belajar daring selama pandemi Covid-19.
Ia mengambil pempek, timus, dan combro dari kampung sebelah. Jajanan tersebut kemudian dijual Rp 1.000 per biji. Dari satu jajanan yang dijual, Jonathan mendapatkan upah Rp 200.
“Mau jualan pempek dulu, Om, buat beli kuota,” kata Jonathan.
Baca juga: Cerita Jonathan Belajar Online, Jual Pempek demi Beli Kuota Internet
Biasanya dalam sehari, bocah 13 tahun itu mengambil 200 biji jajanan. Jika laku semua, maka ia mendapatkan upah Rp 40.000.
“Sekali ngambil biasanya 200 biji. Kalau laku semua dapat Rp 40.000. Itu buat beli kuota internet sama sisanya ditabung, saya mau beli HP sendiri,” kata Jonathan saat ditemui Kompas.com, Kamis (6/8/2020).
Krisis ekonomi selama pandemi berdampak pada keluarga Jonathan. Sang ayah menjadi pengangguran setelah toko mebel tempatnya bekerja gulung tikar karena pandemi corona.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka mengandalkan sang ibu yang bekerja sebagai pengasuh bayi dan buruh cuci.
Baca juga: Atasi Kendala Belajar Daring, Guru di Jateng Aplikasikan Jogo Siswa dengan Temui Murid
Sang ibu mendapatkan upah Rp 300.000 per bulan.
Jonathan pun memilih berjualan pempek keliling kampung dan pasar dekat rumah untuk membeli paket internet termurah sehingga tidak membebani orangtuanya.
“Hapenya pake punya Bapak, saya yang isi kuotanya, yang murah-murah aja, Om,” kata Jonathan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.