Bakteri tersebut, ungkapnya, membutuhkan oksigen terlarut dalam air. Sehingga, kadar oksigen dalam air akan turun drastis jika proses pemurnian tengah berlangsung.
"Jika terlalu berat, oksigen dalam air bisa habis mencapai 0 mg/l. Itu yang disebut zona mati, karena mayoritas organisme atau makhluk air tidak bisa hidup tanpa oksigen," ujar perempuan yang dijuluki detektif sungai itu.
Riska menduga pencemaran yang terjadi di sebagian wilayah Sungai Citarum itu tergolong berat. Sebab, volume air sungai sedang surut dan warna serta baunya berubah tak wajar.
Sapu-sapu adalah salah satu ikan yang tahan dengan oksigen rendah. Umumnya ikan butuh oksigen minimal 2 mg/l.
"Kalau sapu sapu sampai mati berarti kemungkinan oksigen mencapai nol," ungkapnya.
Santa (58), warga yang mengoperasikan perahu eretan juga membenarkan bahwa ikan-ikan di Sungai Citarum banyak yang mati.
Santa menyebut warna air sungai berubah hitam dan bau tak sedap sejak Jumat (2/8/2020).
"Banyak ikan mati, bahkan ada ikan sapu-sapu," ujar Santa di sela mengoperasikan perahu eretan.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang bersama Satgas Citarum Harum bakal melakukan patroli sungai menyusul menghitamnya air Sungai Citarum.
"Kami besok pagi akan patroli langsung melihat kondisi riil di lapangan terkait kondisi Bendungan Walahar dan buangan-buangan air limbah perusahaan," ujar Wawan.
Wawan menyebut saat ini posisi air Sungai Citarum dari Bendung Walahar sedang dinolkan atau tanpa debit yang mengalir, karena adanya pengerukan lumpur di bawah bendung.
Baca juga: Sejuta Pohon Akan Ditanam di Sepanjang Sungai Citarum
Sementara itu, kata Wawan, air yang mengalir saat ini sepenuhnya merupakan air limbah dari perusahaan yang keluar dari outfall. Ia juga memastikan jika limbah yang keluar telah diolah melalui pengelolaan air limbah atau water treatment plant (WTP) dan sesuai baku mutu.
"Adapun warna hitam merupakan endapan di dasar sungai," ujar Wawan.
Wawan menyebut pengerukan di Bendung Walahar merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan